Senin, 02 Maret 2015

Sri Lanka dan India sepakati perjanjian energi nuklir

Sambutan India: Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena memeriksa barisan kehormatan dalam upacara penyambutan di Istana Presiden di New Delhi, India, pada 16 Februari. [AFP]
Sambutan India: Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena memeriksa barisan kehormatan dalam upacara penyambutan di Istana Presiden di New Delhi, India, pada 16 Februari. [AFP]

Para pejabat Sri Lanka menandatangani kesepakatan energi nuklir asing untuk pertama kalinya dengan India, yang mencerminkan gebrakan pemerintah baru untuk memperbaharui hubungan dengan tetangga terdekatnya. Selain itu, tindakan ini menunjukkan keinginan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok, yang telah banyak berinvestasi di pelabuhan dan jalan raya di negeri itu.
Berdasarkan perjanjian tersebut, India akan bekerja sama dalam transfer dan pertukaran pengetahuan dan keahlian dalam berbagi sumber daya, peningkatan kapasitas dan pelatihan personil dalam penggunaan damai energi nuklir.
Perjanjian tersebut mencakup penggunaan radioisotop, keselamatan nuklir, keselamatan radiasi, keamanan nuklir, pengelolaan limbah radioaktif dan nuklir serta mitigasi bencana radiologi dan perlindungan lingkungan, menurut Kementerian Luar Negeri India.
Kesepakatan itu ditandatangani selama kunjungan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena ke India pada tanggal 15-18 Februari, yang merupakan kunjungan asing pertamanya setelah kemenangannya dalam pemilihan pada bulan Januari.
Embargo internasional yang diberlakukan pada India karena tes bom atom negeri itu pada tahun 1974 dan 1998 telah dicabut tujuh tahun yang lalu, yang memungkinkan negeri ini untuk mulai menjual reaktor di luar negeri.
India adalah satu di antara sedikit negara yang mampu membangun reaktor jaringan listrik nuklir kecil. Perusahaan negara Nuclear Power Corp. telah mengumumkan minat mengekspor reaktor.
Sri Lanka mencari diversifikasi
Sri Lanka memiliki rencana jangka panjang untuk melakukan diversifikasi dari biomassa, tenaga air, dan produk minyak impor, serta memiliki rencana untuk mencari bantuan dari India, Pakistan, Rusia, Perancis dan Amerika Serikat.
Dengan pengalaman lebih dari lima dekade dalam energi atom, industri energi nuklir India telah membangun kapasitas 5,8 gigawatt menggunakan teknologi yang sebagian besar asli India dan berencana untuk meningkatkannya menjadi 62 gigawatt selambatnya 2032.
Hubungan Sri Lanka dengan India tetap tegang selama pemerintahan Mahinda Rajapaksa karena kuatnya kencenderungan Rajapaksa terhadap Tiongkok. Karena pemerintahan Rajapaksa mengizinkan kapal selam Tiongkok berlabuh di perairan Sri Lanka tahun lalu, hubungan yang panjang dan bersejarah dengan India menjadi lebih tegang.
Memindahkan hubungan mereka ke era baru ini, terlepas dari kesepakatan energi nuklir, kedua negara menandatangani tiga perjanjian lainnya disaksikan oleh Sirisena dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Perjanjian-perjanjian ini adalah:
• Program kerja sama budaya antara Sri Lanka dan India untuk tahun 2015 hingga 2018;
• Sebuah nota kesepahaman [MoU] tentang partisipasi Sri Lanka dalam pendirian proyek Universitas Nalanda;
• Rencana kerja di bawah MoU yang akan fokus pada kerja sama pertanian antara kedua negara.
Universitas Nalanda di Bihar, India, menawarkan kelas pertama tahun lalu. Universitas berasrama ini diharapkan akan selesai pada tahun 2020 dan akan memiliki tujuh fakultas untuk mahasiswa S2 dan S3, yang menawarkan program studi di bidang sains, filsafat, spiritualitas dan ilmu sosial.
India menyambut pemimpin baru
Presiden India Pranab Mukherjee menyambut Sirisena di Rashtrapathi Bhavan.
Mukherjee mengatakan Sri Lanka menempati tempat khusus dalam pandangan dunia India dan hubungan antara kedua negara bukan hanya bersifat geografis.
"Kita harus melihat langkah-langkah untuk meningkatkan konektivitas antara kedua negara kita," katanya.
Modi mengatakan bahwa India merasa dihormati karena Sirisena memilih India sebagai tujuan pertamanya ke luar negeri, yang menunjukkan bahwa India adalah tetangga dan teman Sri Lanka yang terdekat .
Dia mengatakan telah melakukan diskusi yang sangat baik dengan Sirisena mengenai hubungan bilateral dan isu-isu internasional antara dua negara.
"Perjanjian bilateral di bidang kerja sama nuklir sipil adalah salah satu wujud sikap saling percaya lainnya. Ini adalah perjanjian pertama sejenis yang pernah ditandatangani Sri Lanka. Ini membuka jalan baru untuk kerja sama, termasuk di bidang-bidang seperti pertanian dan kesehatan," kata Modi.
Pemimpin bekerja sama dalam pertahanan dan keamanan
Kedua pemimpin juga sepakat untuk memperluas kerja sama pertahanan dan keamanan mereka.
"Kami menyambut baik kemajuan dalam kerja sama keamanan maritim kita, termasuk dalam format trilateral dengan Maladewa," kata Modi.
Alih-alih mengikuti kebijakan luar negeri pro-Tiongkok, Sirisena berjanji akan menerapkan strategi asing non-blok untuk meningkatkan persahabatan negara itu di seluruh dunia.
"Kunjungan saya ke India telah amat berhasil dan bermanfaat serta telah memberikan kontribusi terhadap pengembangan dan memastikan persahabatan antara kedua negara kita," kata Sirisena kepada media.
Dia berkata, Sri Lanka ingin Modi berkunjung padai bulan Maret dan kunjungannya akan memberikan kontribusi untuk semakin dekat membangun persahabatan antara kedua negara kita.
"Ini juga akan membantu dalam mencapai pemahaman tentang hubungan internasional melalui persahabatan dasar yang luas dengan penguatan lebih lanjut hubungan India-Sri Lanka," katanya. "Dengan penandatanganan MoU, kami telah menetapkan awal yang baik menuju kemajuan di masa depan."
Perjanjian bilateral di bidang kerja sama nuklir sipil yang ditandatangani oleh Sri Lanka dan India menunjukkan satu lagi perwujudan kepercayaan timbal balik antara kedua negara, kata Patali Champika Ranawaka, menteri tenaga dan energi Sri Lanka.
Kesepakatan nuklir mendapat dukungan internasional
Saat memberikan arahan singkat mingguan kepada Kabinet, Ranawaka menekankan bahwa perjanjian tersebut merupakan pertanda baik bagi hubungan yang sehat antara kedua negara, terutama mengingat kecemasan India yang makin meningkat terkait hubungan Tiongkok dengan Sri Lanka, yang dianggap sebagai ancaman keamanan untuk New Delhi.
Kesepakatan nuklir akan memfasilitasi kerja sama dalam pengelolaan limbah radioaktif, mitigasi bencana nuklir dan radiologi serta perlindungan lingkungan.
"Dijamin bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan perjanjian ini dilindungi sesuai dengan standar dan pedoman yang ditetapkan oleh Badan Energi Atom Internasional [IAEA] dari waktu ke waktu dan mematuhi Konvensi Perlindungan Fisik Materi Nuklir tahun 1980, dan kedua belah pihak menjaga Perjanjian Perlindungan masing-masing dengan IAEA," kata Ranawaka.
AS menawarkan dukungan untuk perjanjian kerjasama nuklir.
"Kami menyambut kerja sama regional di bidang energi nuklir yang konsisten dengan perlindungan IAEA serta standar dan praktik internasional lainnya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki.
Tiongkok juga bereaksi positif.
Tiongkok mengatakan baik Sri Lanka maupun India adalah tetangga yang penting dan ramah serta berharap untuk mempertahankan hubungan yang sehat dengan kedua negara.
"Tiongkok menyambut baik pertumbuhan konstan hubungan antara Sri Lanka dan India," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying.
Dia mengatakan Tiongkok berharap bisa bekerja sama dengan India untuk mengembangkan kemitraan kerja sama strategis untuk perdamaian dan kemakmuran.
"Kami juga berharap untuk membina kemitraan kerja sama strategis yang menampilkan gotong royong yang tulus dan persahabatan jangka panjang dengan Sri Lanka," kata Hua, seraya menambahkan bahwa ketiga bentuk hubungan dapat membantu perdamaian, stabilitas dan pembangunan kawasan.


Credit APDForum