Senin, 23 Maret 2015

PT PAL: Proyek dua kapal PKR selesai 2017




ilustrasi
CB – Manajemen PT PAL Indonesia (Persero) memastikan pembangunan dua unit Kapal Perusak Kawal Rudal 105 meter (PKR-10514) pesanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) akan selesai pada 2017, karena proses konstruksinya sudah mencapai 40%.
Demikian ditegaskan Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero), M Firmansyah Arifin, di Malang, Sabtu (22/3) seperti dilaporkan oleh LKBN Antara. Jenis kapal perang cepat pesanan Kemenhan itu, katanya, merupakan bagian dari proyek jangka panjang Badan Sarana Pertahanan (Barahanan) nasional.
“Proyek dua kapal pesanan Kemenhan itu akan selesai pada 2017. Pengerjaan proek itu dilakukan sejak akhir 2012 oleh anak negeri melalui kerja-sama dengan perusahaan perkapalan besar dari Belanda, yakni DAMEN `Schelde Naval Shipbuilding` (DSNS). Diharapkan bisa selesai sesuai jadwal, guna memperkuat alutsista Indonesia," ucap Firmansyah.
Menurut Firmansyah,  kapal itu dilengkapi persenjataan canggih bawah air yang bisa dipergunakan untuk menghancurkan kapal selam. Juga dilengkapi peralatan moderen di atasnya, sehingga mampu memperkuat persenjataan maritim nasional kita," katanya.
Sementara itu, kerjasama dengan DAMEN `Schelde Naval Shipbuilding` (DSNS) - Belanda dalam pembuatan kapal perang cepat tersebut, kata Firmansyah, diharapkan mampu memberi manfaat besar terkait transfer teknologi kepada para ahli perkapalan nasional, khususnya yang berada di PT PAL. "Kerjasama ini dilakukan dengan teknologi tinggi, sehingga diharapkan nantinya kami bisa membangun sendiri kapal sejenisnya," tambahnya.
Firmansyah menjelaskan, dalam membangun jenis kapal perang cepat dibagi dalam enam modul (bagian)-, empat modul di antaranya dibuat di PT PAL, sedangkan dua modul yang terdiri dari permesinan dan anjungan kapal dibangun di Belanda.
“Dua modul dari Balanda itu nantinya dibawa dan dirakit di PT PAL, untuk dijadikan satu dengan empat modul lainnya. Meski lebih banyak digarap di PT PAL, tetapi total kualitas kontrol juga dilakukan oleh pihak Belanda,” kata Firmansyah.



Credit  KANALSATU