Penyerbuan terhadap Zaman Daily dan
Televisi Samanyolu menandakan perang antara Perdana Menteri Turki, Recep
Tayyip Erdogan dengan mantan sekutunya, Fetullah Gulen. (Reuters/Ints
Kalnins)
Penyerbuan terhadap Zaman Daily dan Televisi Samanyolu menandakan perang antara Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan dengan mantan sekutunya, Fetullah Gulen.
Keduanya kini berada dalam konflik terbuka sejak adanya investigasi terhadap orang-orang Erdogan tahun lalu.
Sebanyak 24 orang kini berada dalam tahanan, termasuk diantaranya dua mantan kepala polisi.
"Ini merupakan pemandangan memalukan bagi Turki," ujar presiden Samanyolu, Hidayet Karaca sebelum penangkapan dirinya. "Yang menyedihkan di abad ke-21, inilah perilaku Turki dalam menyingkirkan grup media dengan 10 televisi, stasiun radio, media internet, dan majalah."
Dalam siaran yang disiarkan d televisi Turki, Kepala Editor Zaman Daily, Ekrem Dumanli tampak tersenyum dan mempelajari dokumen para polisi sebelum digiring oleh pihak kepolisian dari kantornya.
"Biarkan orang yang melakukan kejahatan menjadi takut," ujar Dumanli saat ia digiring menuju mobil kepolisian. "Kami tidak takut !" teriaknya.
Penangkapan Dumanli ini sendiri diiringi oleh nyanyian 'kebebasan pers tidak dapat dibelenggu' dan 'Turki bangga kepada Anda' oleh beberapa ratus orang di sekitar area penangkapan Dumanli.
Credit CNN Indonesia