Senin, 15 Desember 2014

India mendekati tonggak prestasi nuklir




Tonggak api: Sebuah Agni-V meluncur  dari Wheeler Island, di Teluk Benggala, pada uji coba terbang pertama rudal balistik antar-benua buatan India, tanggal 19 April 2012. Pada tanggal 2 Desember 2014, India berhasil menyelesaikan uji coba terbang keempat rudal Agni-IV jarak menengah. [DRDO]
Tonggak api: Sebuah Agni-V meluncur  dari Wheeler Island, di Teluk Benggala, pada uji coba terbang pertama rudal balistik antar-benua buatan India, tanggal 19 April 2012. Pada tanggal 2 Desember 2014, India berhasil menyelesaikan uji coba terbang keempat rudal Agni-IV jarak menengah. [DRDO]



CB - India selangkah lebih dekat ke pengerahan rudal nuklir jarak menengah yang bisa menyerang jauh ke dalam wilayah Tiongkok.
Pasukan Komando Strategis [SFC] pada 2 Desember melaksanakan uji coba terbang keempat rudal Agni-IV di lepas pantai timur India, kata para pejabat pertahanan. Rudal itu diluncurkan dari Wheeler Island di lepas pantai negara bagian Odisha.
Rudal balistik jarak menengah [IRBM] ini dapat menjelajah antara 3.500 kilometer [2.175 mil] dan 5.500 kilometer [3.417 mil]. Hal itu secara efektif akan menempatkan sebagian besar Tiongkok pada jangkauan serangannya jika rudal permukaan-ke-permukaan itu sudah operasional. Agni-IV juga siap untuk menjadi rudal jarak jauh pertama dalam persenjataan nuklir India, kata para ilmuwan.
Uji coba terbang terbaru Agni-IV tersebut adalah yang pertama diklasifikasikan sebagai "uji coba oleh pemakai." Ini berarti bahwa sebuah rudal dapat dikerahkan setiap saat. Jika bukan jenis itu, uji coba rudal didefinisikan sebagai "uji coba pengembangan," yang berarti bahwa suatu sistem senjata atau rudal sedang dalam taraf pengembangan.
"Agni" adalah kata Sansekerta untuk "api," dan nama untuk dewa api dalam agama Hindu. Rudal berikutnya dalam seri Agni, Agni-V, adalah rudal balistik antar-benua yang telah diuji coba terbang untuk pertama kalinya pada bulan April 2012. Namun ICBM ini masih sedang dikembangkan dan diuji.
Dari lepas landas sampai ke pendaratan di Samudera Hindia, uji coba terbang terbaru ini berlangsung sekitar 15 menit. Rudal naik ke ketinggian 500 kilometer [311 mil] sebelum turun ke laut.
V.G. Sekaran, direktur jenderal Rudal dan Sistem Strategis untuk Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan [DRDO], melukiskannya sebagai penerbangan yang hebat.
Presiden Pranab Mukherjee mengucapkan selamat kepada DRDO.
"Saya berharap prestasi ini akan menginspirasi para ilmuwan kita untuk melakukan upaya yang lebih besar guna meningkatkan kemampuan pertahanan asli India," kata Mukherjee.
Penumpukan senjata nuklir
New Delhi sedang mencoba untuk mengejar ketertinggalannya dalam perlombaan senjata dengan Beijing dan sedang mengupayakan penangkis terhadap senjata nuklir rivalnya itu. Tiongkok sudah memiliki dua jenis rudal balistik antarbenua [ICBM], yang sudah operasional dan dapat menjelajah sedikitnya 11.000 kilometer [6.835 mil].
Tiongkok juga dipersenjatai dengan Dongfeng-31, sebuah ICBM yang dapat menjelajah antara 8.000 kilometer [4.971 mil] dan 11.000 kilometer [6.835 mil], sehingga menjadikan setiap kota atau instalasi militer India berisiko. Senjata itu memiliki fleksibilitas untuk membawa hulu ledak tunggal atau dipasangi dengan 3-4 hulu ledak dengan berbagai sasaran independen [MIRV]. Sebuah rudal dengan muatan MIRV dapat membawa beberapa hulu ledak nuklir dengan target yang berbeda.
ICBM lainnya di jajaran persenjataan Beijing adalah DF-5 [CSS-4], sebuah rudal balistik antar-benua, berbasis peluncur bawah tanah.
Kedua jenis rudal ini telah ada selama lebih dari dua dekade dan India sedang berpacu dengan waktu untuk mengejar Tiongkok.
India berharap bisa bergabung dengan negara-negara yang diakui sebagai pemilik senjata nuklir.
Kedua negara telah membangun jajaran senjata berhulu ledak nuklir mereka. Pada saat yang sama, India juga berlomba dalam persenjataan nuklir dengan tetangga dekatnya, Pakistan.
Lalu ada sesuatu yang lain yang perlu dipertimbangkan: kelima negara yang diakui secara hukum memiliki senjata nuklir - Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Prancis dan Inggris – juga sedang mengerahkan sistem pengiriman senjata nuklir baru atau telah mengumumkan program untuk melakukannya, menurut Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm [SIPRI], sebuah institut internasional independen yang melakukan penelitian di bidang konflik, persenjataan dan penjualan senjata.
Pada awal 2014, Tiongkok telah mengerahkan 250 hulu ledak nuklir, sementara India telah mengerahkan antara 90 dan 110 hulu ledak – meningkat dari 60menjadi 80 pada tahun 2010, SIPRI melaporkan pada 16 Juni. Kelompok pemikir ini mendefinisikan "mengerahkan" karena hulu ledak yang dipasang di rudal itu diposisikan di pangkalan yang memiliki kekuatan operasional.
Mengenai prospek meluncurkan senjata nuklir, New Delhi menganut "kebijakan tidak memulai serangan." Tetapi negara itu juga telah menyatakan dengan jelas bahwa pihaknya siap untuk menggunakan "serangan kedua" sebagai pilihan, jika India diserang dengan senjata nuklir.
Api dari langit
Berukuran tinggi 20 meter [65.6 kaki] dan berat 17 ton, Agni-IV dapat diluncurkan dari posisi tak bergerak di darat atau dari gerbong atau truk. Rudal ini mampu membawa hulu ledak nuklir seberat satu ton untuk jarak 4.000 kilometer [2.485 mil].
Wahana pengangkutan hulu ledak ini dilengkapi dengan perisai panas yang dapat melindungi muatan nuklir dari suhu panas menyengat.
"Perisai penahan panas ketika memasuki atmosfir itu mampu menahan panas setinggi 4.000 derajat celsius [7.232 derajat Fahrenheit] atau lebih sewaktu rudal masuk kembali ke atmosfer bumi dan memastikan bahwa perlatan avionik berfungsi secara normal, dengan suhu di dalam tetap di bawah 50 derajat celsius [122 derajat Fahrenheit]," menurut rilis Kementerian Pertahanan, 2 Desember.
Rudal ini dilengkapi dengan peralatan avionik canggih, komputer generasi kelima yang sudah terpasang dan jaringan arsitektur.
"Rudal ini memiliki fitur terbaru untuk memperbaiki dan membimbing dirinya sendiri jika terjadi gangguan penerbangan" sementara Sistem Navigasi Inersial Cincin Laser berbasis gyro (RINS) "memastikan akurasi yang tinggi," menurut rilis tersebut. Mobilitas jalan berarti bahwa rudal itu bisa ditembakkan dari tempat yang jauh.
"Agni-IV dan Agni-V yang bisa dibawa dengan kendaraan bergerak di darat, pada gilirannya, secara khusus dimaksudkan untuk menjadi senjata penangkis terhadap Tiongkok, yang mempu menjadikan setiap kota India sasaran tembak dengan persediaan rudalnya yang luar biasa banyaknya," surat kabar Times of India melaporkan.
Sementara itu Agni-V direncanakan akan diuji coba dalam versi tabung yang akan diluncurkan dari lokasi tak bergerak di bawah laut, dan versi rudal yang lebih kecil sedang dikembangkan untuk dipasang di kapal selam bertenaga nuklir.


Credit APDForum