Rabu, 10 Desember 2014
Siksaan CIA untuk Tersangka Terkait Al Qaeda, dari Telanjang Selama Interogasi Hingga Todongan Bor Listrik
Lambang CIA.
WASHINGTON,CB - Perlakuan Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) terhadap para tahanan yang diduga terkait dengan Al Qaeda, diperinci dalam laporan Senat. Laporan ini menyebut teknik yang dipakai CIA sebagai kekerasan yang variatif dan melebihi apa pun teknik interogasi yang diakui pernah dilakukan sebelumnya.
Serangkaian dugaan pelanggaran terjadi, sekalipun para tahanan khusus tersebut sudah menyatakan bersedia bekerja sama dengan penginterogasinya.
Laporan ini mendapati para tahanan dipaksa berdiri dalam posisi yang sangat tak nyaman (stress positions) yang baru dihentikan setelah mereka kolaps, dengan patah tulang bahkan kehilangan lengan.
Investigasi Senat mendapati setidaknya 119 orang ditahan--tanpa pernah diadili, tentu saja--oleh CIA dalam program rahasia yang dimulai beberapa bulan setelah serangan 11 September 2001 di Amerika. Dari jumlah itu, 26 orang di antaranya diakui salah tangkap, setelah menjalani semua penyiksaan di tahanan.
Lalu, di antara para tahanan khusus tersebut, Senat juga mendapati 39 di antaranya mendapatkan perlakuan brutal lebih lanjut, bahkan tanpa ada persetujuan dari kantor pusat CIA.
Satu orang tahanan setidaknya diketahui yang menjalani masa tahanannya dengan telanjang dan dirantai ke lantai beton, tewas karena hipotermia di fasilitas tahanan CIA. Dia berada di bawah pengawasan satu petugas yunior CIA yang tak punya kompetensi memadai sebelumnya.
Para tahanan juga kekurangan tidur tanpa henti selama 180 jam interogasi, dikombinasikan dengan telanjang selama pemeriksaan, berhadapan dengan aneka rupa teknik interogasi yang diwarnai kekerasan.
Laporan investigasi Senat yang dirilis pada Selasa (9/12/2014) itu pun memerinci teknik semacam waterboarding--menyiramkan air ke tahanan yang digantung dalam posisi terbalik. "Teknik waterboarding ini membahayakan fisik, memicu kejang dan muntah," tulis laporan tersebut.
Ketika seseorang menerima perlakuan waterboarding, tulis laporan itu, dia akan benar-benar tak responsif. Laporan internal CIA menyebut teknik ini dengan frasa "serangkaian tindakan yang nyaris membuat tahanan tenggelam".
Laporan Senat ini menyebutkan pula seorang tahanan menjalani interogasi dengan ancaman pistol dan bor listrik. Laporan setebal 500 halaman tersebut merupakan ringkasan teredit dari 6.000-an halaman hasil investigasi berkategori rahasia.
Program rahasia
Program penahanan dan interogasi tersangka oleh CIA ini merupakan kebijakan rahasia di bawah pemerintahan Presiden George W Bush pada 2002, menyusul serangan 11 September 2001 di Amerika.
Program rahasia tersebut berjalan hanya beberapa bulan setelah Bush menandatangani memorandum yang meminta CIA untuk memburu, menangkap, dan menginterogasi semua petinggi Al Qaeda di seluruh dunia.
Pada 2002, rumor sudah menguar tentang praktik penyiksaan tahanan di penjara militer Bagram di Afghanistan. Organisasi dan otoritas HAM sudah mulai mempertanyakan nasib sejumlah tahanan rahasia.
Pada 2005, media Amerika melaporkan CIA secara rahasia telah menerbangkan para tahanan khusus ke lokasi tertutup. Beberapa negara, sebagian di Eropa, disebut mengeluarkan izin khusus bagi CIA untuk melintasi wilayah udaranya.
Lalu, pada Desember 2004, Kongres menggelar pemungutan suara untuk menghentikan perlakuan kasar atau merendahkan terhadap para tahanan. Hingga 2007, perdebatan soal penyiksaan ini terus berlanjut. Investigasi dimulai, dan CIA mengaku telah menghancurkan rekaman interogasi. Kehebohan publik pun bertambah.
Pada Januari 2009, Presiden Barack Obama menyatakan pemerintahannya tak akan pernah menyiksa tahanan, secara resmi menghentikan program yang digarap CIA itu, dan dua bulan sesudahnya Senat meluncurkan investigasi atas praktik penyiksaan oleh CIA tersebut.
Credit KOMPAS.com