Rabu, 10 Desember 2014
Didesak Ungkap Keterlibatan Inggris di Program CIA, Cameron Tegaskan Penyiksaan Selalu Salah
Perdana Menteri Inggris, David Cameron.
ANKARA, CB - Perdana Menteri Inggris David Cameron, Selasa (9/12/2014), bergabung dengan kalangan internasional yang mengkhawatirkan imbas laporan Senat Amerika Serikat atas praktik penyiksaan yang telah dilakukan Badan Intelijen Amerika (CIA) terhadap para tahanan yang diduga punya kaitan dengan Al Qaeda.
"Mari kita perjelas, penyiksaan itu salah dan selalu salah," tegas Cameron, di Ankara, Turki, Selasa, menyikapi laporan Senat yang dirilis pada hari yang sama di Amerika. Cameron sedang berada di Turki untuk membahas kerja sama keamanan melawan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Ketika ditanya soal laporan Senat soal praktik penyiksaan dalam interogasi tahanan diduga terkait Al Qaeda oleh CIA itu, Cameron menegaskan bahwa penyiksaan dan pelanggaran hak asasi manusia dalam pertempuran melawan terorisme pada akhirnya kontraproduktif.
"Mereka yang ingin melihat dunia menjadi lebih aman,ingin melihat ekstremisme dikalahkan. Kita tidak akan berhasil (mengalahkan ekstremisme) jika kita kehilangan otoritas moral kita," ujar Cameron. "Jelas setelah (serangan) 9/11, ada hal-hal salah yang telah terjadi. Kita harus jernih soal fakta ini, bahwa mereka (CIA) salah."
Pemerintah Inggris didesak berterus terang
Di Inggris, kritik keras soal praktik penyiksaan oleh CIA itu terlontar keras sejak laporan Senat tersebut dirilis. Pemerintah Inggris dituntut berterus-terang tentang sejauh mana keterlibatannya dalam program rahasia CIA untuk menghadapi ancaman terorisme itu.
Pemerintah Inggris didesak turut bertanggung jawab atas porsi keterlibatan mereka dalam interogasi CIA yang memakan korban jiwa tersebut. Laporan Senat memuat detail dari penyiksaan yang dialami para tahanan program CIA ini, tetapi menyunting ketat soal pelaku, pejabat yang mendukung, dan lokasi interogasi.
Media di Inggris menuding pemerintahnya pada kurun 2002-2009 terus mendapatkan informasi dari intelijen Inggis soal kerja sama dengan CIA dalam interogasi dan penyiksaan itu.
Pada 2010, Pengadilan Banding Inggris menyatakan warga negaranya bernama Binyam Mohammed telah mendapatkan perlakuan kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan, dari otoritas Amerika dengan keterlibatan intelijen Inggris.
Cameron menggunakan putusan pengadilan itu untuk berkilah menghadapi desakan pengungkapan peran Inggris dalam praktik interogasi CIA terkait Al Qaeda. "Saya yakin masalah ini telah ditangani menggunakan perspektif Inggris," kata dia.
Credit KOMPAS.com