Orion (CNN Indonesia/Reuters/NASA/Kim Shiflett)
Orion telah tiba di Kennedy Space Center NASA di Florida, Kamis (18/12) kemarin. Orion awalnya mendarat di Pangkalan Angkatan Laut San Diego, kemudian diangkut pulang menuju Florida.
"Uji coba terbang Orion adalah langkah kritis demi eksplorasi mendalam astronaut berikutnya. Kami 'menekan' Orion agar membantu kami mengevaluasi kinerjanya dan mengesahkan model komputer. Informasi yang terkumpul bisa sangat berguna bagi rancangan Orion di masa depan," ujar deputi pengembangan eksplorasi NASA yang bermarkas di Washington, Bill Hill.
Data tersebut sudah terkumpul secara real time selama penerbangan berlangsung.
"Penerbangan Orion sangat sukses, tapi itu baru permulaan," kata pengelola program Orion, Mark Geyer.
Geyer melanjutkan, "Kini kami mencari tahu apakah rancangan yang sudah ada sesuai atau tidak, makanya kami lakukan uji coba penerbangan ini."
NASA menerbangkan Orion pada 5 Desember 2014 lalu. Orion meluncur pada pukul 07.05 waktu Florida dari fasilitas peluncuran roket Cape Canaveral Air Force Station dengan roket Delta IV Heavy.
Penerbangan uji coba Orion tanpa awak itu dinamakan Exploration Flight Test-1.
Proses penerbangan Orion kala itu sempat tertunda beberapa kali karena cuaca setempat yang kurang mendukung dan adanya kesalahan kecil pada bagian teknis.
NASA telah menghabiskan dana lebih dari $ 9 miliar untuk mengembangkan Orion yang dibangun oleh perusahaan dirgantara Lockheed Martin dan Boeing.
Orion bakal melakukan uji terbang kedua, yang juga tanpa awak, dalam waktu sekitar empat tahun lagi.
Misi besar Orion akan dilaksanakan pada 2020, yaitu membawa dua astronaut dalam penerbangan menuju Bulan, Planet Mars, hingga asteroid. Targetnya besarnya, mereka bisa menerbangkan awak ke jarak terjauh ruang angkasa yang belum pernah dicapai sebelumnya.
Credit CNN Indonesia