Sekjen PBB, Antonio Guterres, meminta
Venezuela mengadakan dialog menghindari krisis politik setelah Juan
Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden menggantikan Nicolas
Maduro. (Reuters/Linus Escandor Ii/Pool)
"Kami harap dialog dapat dilakukan untuk menghindari eskalasi konflik yang akan menimbulkan bencana bagi rakyat Venezuela dan bagi kawasan," katanya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, sebagaimana dikutip AFP, Kamis (24/1).
Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden interim saat aksi besar-besaran yang menentang pemerintahan Maduro meluas di Venezuela.
Sebagai pemimpin Majelis Nasional, Guaido mengklaim ia memiliki kewenangan untuk mengambil alih pemerintahan Maduro, yang terpilih melalui pemilihan umum tidak sah.
Ia pun mendapat dukungan dari AS, Kanada, dan sejumlah negara Amerika Latin, seperti Brasil, Kolombia, Chile, dan Peru. Sementara itu, sekutu dekat Venezuela, seperti Turki dan Rusia tetap mendukung Maduro.
Di tengah kisruh ini, Guterres berkata, "Pemerintah berdaulat memiliki kemungkinan untuk memutuskan apa pun yang mereka inginkan. Yang kami khawatirkan tentang situasi di Venezuela adalah penderitaan rakyat Venezuela."
Ketidakpercayaan rakyat terhadap Maduro memuncak karena sang presiden tak dapat membawa Venezuela dari kemiskinan, bahkan membuat perekonomian kian terpuruk.
PBB melaporkan sekitar 2,3 juta orang meninggalkan Venezuela sejak 2015, sementara Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan inflasi akan mengalami peningkatan secara mengejutkan hingga mencapai 10 juta persen tahun ini.
Credit cnnindonesia.com