Komite tersebut rencananya akan diisi perwakilan pemerintah, oposisi, dan politikus.
CB,
MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan belum ada
alasan mempercepat pembentukan komite konstitusi Suriah. Ia berpendapat,
upaya yang terburu-buru kerap menyebabkan kegagalan.
"Kami tidak melihat alasan untuk mempercepat proses ini (pembentukan
komite konstitusi Suriah) dan secara artifisial menciptakan kerangka
waktu. Kualitas adalah segalanya dalam kasus ini," ujar Lavrov pada
Selasa (9/10), dikutip laman kantor berita Rusia
TASS.
Kendati
demikian, Lavrov mengatakan negaranya terus bekerja untuk membentuk
komite tersebut. "Kami terus bekerja, perwakilan kami, bersama dengan
orang-orang Iran dan Turki, mempertahankan kontak dengan semua pihak
yang berkepentingan, termasuk rekan-rekan Suriah dan pejabat PBB,"
ucapnya.
Pada Januari lalu, Kongres Dialog Nasional Suriah
telah digelar di Laut Hitam, Rusia. Kongres menghasilkan kesepakatan
untuk membentuk komite konstitusi Suriah yang akan bekerja dengan utusan
khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura. Sebelumnya PBB telah
menyatakan komite konstitusi Suriah harus terdiri tidak lebih dari 50
anggota.
Komite tersebut rencananya akan diisi oleh
perwakilan pemerintah dan oposisi Suriah, serta kelompok politikus
independen. Mereka nantinya akan merumuskan konstitusi baru Suriah.
Setelah komite menerbitkan rekomendasi untuk mengubah konstitusi, pemilu
yang disponsori PBB akan digelar di Suriah.
Konflik
Suriah telah berlangsung selama tujuh tahun. Lebih dari setengah juta
orang telah tewas selama peperangan berlangsung. Sementara lebih dari 10
juta lainnya mengungsi ke berbagai negara, termasuk Eropa. Konflik yang
tak kunjung usai juga telah menyebabkan Suriah mengalami kerugian
ekonomi sekitar 388 miliar dolar AS.