RIYADH
- Pemimpin Arab Saudi, Raja Salman Bin Abdul Aziz al-Saud dilaporkan
telah memerintahkan Jaksa Penuntut Umum untuk melakukan penyelikan
internal atas kasus hilangnya Jamal Khashoggi.
"Raja telah memerintahkan Jaksa Penuntut Umum untuk membuka penyelidikan internal terhadap masalah Khashoggi berdasarkan info dari tim gabungan di Istanbul," kata seorang pejabat Saudi yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dilansir Sputnik pada Senin (15/10).
"Raja telah memerintahkan Jaksa Penuntut Umum untuk membuka penyelidikan internal terhadap masalah Khashoggi berdasarkan info dari tim gabungan di Istanbul," kata seorang pejabat Saudi yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dilansir Sputnik pada Senin (15/10).
Sejumlah
negara, termasuk Jerman, Prancis dan Inggris, telah menyatakan
keprihatinan serius atas hilangnya jurnalis pengkritik Riyadh itu.
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump bahkan mengancam akan
"menghukum" Riyadh jika terbukti berada di belakang dugaan pembunuhan
Khashoggi.
Sementara itu, sebelumnya, mantan Direktur CIA, John Brennan ragu dengan klaim tak bersalah Saudi dalam dugaan pembunuhan Khashoggi. Menurutnya, bantahan Riyadh atas keterlibatannya dalam kasus ini tidak logis.
"Jika Khashoggi menghilang di Turki ketika dia berada di hotel atau tempat tinggal pribadi, saya pikir ada bantahan yang masuk akal di pihak pemerintah Saudi," kata Brennan, dalam wawancaranya dengan NBC.
"Namun, dia menghilang ketika ada bukti video bahwa dia berada di konsulat (Saudi). Bantahan mereka berdering, sangat berdering," ungkapnya.
Mantan bos intelijen Amerika ini mengaku tak bisa membayangkan bahwa dugaan pembunuhan dilakukan pada penduduk tetap AS yang menulis untuk The Washington Post di tanah asing dan di kantor misi diplomatik.
Sementara itu, sebelumnya, mantan Direktur CIA, John Brennan ragu dengan klaim tak bersalah Saudi dalam dugaan pembunuhan Khashoggi. Menurutnya, bantahan Riyadh atas keterlibatannya dalam kasus ini tidak logis.
"Jika Khashoggi menghilang di Turki ketika dia berada di hotel atau tempat tinggal pribadi, saya pikir ada bantahan yang masuk akal di pihak pemerintah Saudi," kata Brennan, dalam wawancaranya dengan NBC.
"Namun, dia menghilang ketika ada bukti video bahwa dia berada di konsulat (Saudi). Bantahan mereka berdering, sangat berdering," ungkapnya.
Mantan bos intelijen Amerika ini mengaku tak bisa membayangkan bahwa dugaan pembunuhan dilakukan pada penduduk tetap AS yang menulis untuk The Washington Post di tanah asing dan di kantor misi diplomatik.
"Bahwa
operasi semacam itu akan dijalankan oleh Saudi tanpa sepengetahuan dari
pengambil keputusan harian Arab Saudi, yakni Putra Mahkota Mohammed bin
Salman. Saya pikir itu di luar realitas," ujar Brennan.
Brennan berpendapat bahwa penyelidikan menyeluruh atas insiden itu diperlukan. Menurutnya, setiap penuntutan terhadap para pejabat Saudi yang diduga terlibat pada akhirnya akan diserahkan kepada Raja Salman.
Brennan berpendapat bahwa penyelidikan menyeluruh atas insiden itu diperlukan. Menurutnya, setiap penuntutan terhadap para pejabat Saudi yang diduga terlibat pada akhirnya akan diserahkan kepada Raja Salman.
Credit sindonews.com