Jumat, 19 Oktober 2018

Pompeo Disebut Ultimatum Saudi Bereskan Kasus Khashoggi dalam 72 Jam



Pompeo Disebut Ultimatum Saudi Bereskan Kasus Khashoggi dalam 72 Jam
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo. Foto/REUTERS


WASHINGTON - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Michael "Mike" Pompeo disebut-sebut mengultimatum Arab Saudi untuk menyelesaikan penyelidikan kasus dugaan pembunuhan Jamal Khashoggi dalam 72 jam. Jika tidak, Saudi berisiko merusak tempatnya di panggung internasional.

Laporan itu dirilis media AS, Axios. Ultimatum itu ditujukan kepada Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) yang ditemui Pompeo pada hari Selasa lalu.

Jamal Khashoggi, wartawan Arab Saudi pengkritik rezim kerajaan, hilang sejak 2 Otkober lalu setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Sumber pemerintah Turki yang mendengar rekaman audio mengklaim bahwa wartawan itu dibunuh dan dimutilasi tim algojo Riyadh di dalam kantor konsulat.

"Saya tidak ingin membicarakan tentang fakta apa pun," kata Pompeo ketika ditanya apakah orang-orang Saudi memberi tahu dia jika Khashoggi sudah meninggal atau masih hidup.

“Mereka (Saudi) juga tidak mau, karena mereka ingin memiliki kesempatan untuk menyelesaikan penyelidikan ini secara menyeluruh. Dan saya pikir itu hal yang wajar dilakukan agar memberi mereka kesempatan itu. Lalu kita semua akan dapat menilai. Kita semua akan mengevaluasi pekerjaan yang mereka lakukan," ujar Pompeo, seperti dikutip Reuters, Jumat (19/10/2018).

Pompeo sebelumnya telah menyatakan keyakinannya bahwa penyelidikan Saudi ke atas hilangnya Khashoggi akan menyeluruh, lengkap dan transparan. 

"Membela Saudi semakin tidak bisa ditawar oleh Trump pada hari ini, karena banjir laporan yang mendukung bahwa Khashoggi dibunuh dengan kejam di dalam Konsulat Saudi di Istanbul," tulis Axios dalam laporannya. "Meskipun semua foto tersenyum, sepertinya Pompeo memiliki percakapan yang cukup tegang dengan MBS." 





Credit  sindonews.com