Ilustrasi Aleppo. (Reuters/Khalil Ashawi)
Koresponden AFP melaporkan sedikitnya 40 kendaraan termasuk truk dan kendaraan lapis baja terlihat bergerak perlahan di sepanjang jalan raya.
Pasukan yang mereka bawa nantinya akan dikerahkan di pos pemantauan Turki di daerah kekuasaan pemberontak, termasuk Idlib dan Aleppo.
Syrian Observatory for Human Rights melaporkan bahwa saat ini kendaraan tersebut sudah bergerak menuju ke pos pemantauan Turki di wilayah barat daya Idlib.
Sementara itu, tak ada pernyataan resmi dari Turki mengenai bantuan apa pun di wilayah itu. Kabar terakhir hanya kiriman pasukan yang sama ke Suriah pada pekan lalu.
Pada bulan lalu, Moskow dan Ankara setuju membentuk Zona Demiliterisasi untuk mencegah ancaman serangan terhadap pasukan pemerintah.
Zona itu nantinya akan diawasi oleh pasukan Turki dan militer Rusia. Semua kelompok radikal harus meninggalkan kawasan itu pada 15 Oktober.
Kelompok bersenjata yang terkuat di wilayah itu, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), belum menanggapi kesepakatan itu.
Kelompok pemberontak sekutu utama Turki, Front Pembebasan Nasional (NFL), sempat menyambut keputusan ini meski akhirnya menolak karena keberatan atas kehadiran tentara Rusia di zona tersebut.
NFL menyatakan bahwa mereka masih merinci perjanjian dengan Ankara dan terus waspada agar proposal itu tak mengambil wilayah mereka terlalu banyak.
Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem, berharap kesepakatan itu akan menjadi langkah untuk menuju pembebasan Idlib.
Muallem mengatakan kepada stasiun televisi Libanon, Al-Mayadeen, bahwa ia yakin soal kemampuan Turki untuk memenuhi kesepakatannya karena pengetahuannya mengenai faksi-faksi di lapangan.
Credit cnnindonesia.com