Menlu Retno Masurdi(ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Rencana Australia untuk memindahkan kedutaan di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, 'bocor' beberapa jam sebelum Morrison mengumumkannya pada Selasa pagi (16/10).
"Komunkasi antara Menlu Retno dengan pihak Australia memang sudah terjalin sebelum ada pengumuman, Kami sudah mengetahui rencana Australia beberapa jam sebelum diumumkan," ujar Arrmanatha saat ditemui dalam jumpa pers di kantornya pada Kamis (18/10).
Ia menjelaskan bahwa kedua menteri telah melakukan komunikasi langsung sejak Senin malam, sebelum Australia mengumumkan rencana kontroversialnya.
"Sejak itu Menlu Retno memang langsung berkomunikasi dengan Menlu Australia (terkait rencana pemindahan kedutaan ke Yerusalem)," tambahnya.
Arrmanatha juga menjelaskan bahwa pemanggilan kembali Duta Besar Australia di Jakarta, Gary Quinlan, pada Rabu (17/10) petang memang terkait pemberitaan soal pesan singkat bernada marah Rento kepada Payne.
"(Pemanggilan) kemarin, terkait perkembangan berita 7News Sydney, Dubes Australia juga dipanggil kembali oleh Menlu Retno untuk menjelaskan berita yang beredar di Australia," katanya.
Relasi Jakarta dan Canberra kembali memanas akibat rencana Morrison memindahkan kedutaan Australia untuk Israel ke Yerusalem.
Pengumuman itu secara mengejutkan diumumkan Morriosn pada Selasa (16/10).
Sebagai salah satu pendukung Palestina, Indonesia melalui Retno telah "mengungkapkan keprihatinan yang sangat serius dan mempertanyakan" Australia terkait rencana relokasi kedutaan tersebut.
Di hari yang sama, Retno langsung memanggil Dubes Australia ke kantornya untuk menjelaskan rencana Canberra "secara lebih detail lagi."
"Dan sampai saat ini kami terus memantau dan mengikuti langkah atau tindak lanjut Australia terkait rencana PM Morrison tersebut. Saya yakin Australia paham betul posisi Indonesia terkait isu ini," ujar Arrmanatha.
Credit cnnindonesia.com