TEL AVIV
- Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman mengatakan, Tel Aviv
tidak senang tentang pengiriman S-300 ke Suriah. Namun, disaay yang
bersamaan dia menyebut Isrel tidak akan takut dan akan melanjutkan
operasi militernya di Suriah.
"Saya tidak bisa mengatakan bahwa kami senang dengan penempatan S-300. Pada buku yang sama, kami tidak punya pilihan di sini. Kami tidak memiliki kesempatan untuk membuat keputusan (pada operasi militer di Suriah," ucap Lieberman, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (3/10).
Lebih lanjut, Lieberman menyatakan bahwa penting bagi Rusia dan Israel untuk memulihkan hubungan normal meskipun ada ketidaksetujuan mereka atas jatuhnya pesawat pengintai Rusia Il-20.
Lieberman sekali lagi menegaskan bahwa Israel menyalahkan Suriah atas kecelakaan Il-20, sehingga menolak versi Moskow bahwa jet F-16 Israel menggunakan pesawat Rusia sebagai perisai terhadap pertahanan udara Suriah.
"Saya ulangi, seluruh tanggung jawab terletak pada pasukan Bashar al-Assad selama dua tahun terakhir Israel telah melakukan lebih dari 200 serangan terhadap fasilitas Iran dan sasaran Hizbullah di Suriah," ucapnya.
"Dua ratus kali, dan tidak ada satu pun prajurit Rusia yang menerima satu goresan. Tiba-tiba, di sini kami diduga membuat 'pengaturan' semacam itu. Tidak logis. Selain itu, Anda perlu memahami bahwa kecepatan F-16 adalah dua setengah kali kecepatan IL-20 dan pada saat pertahanan udara Suriah melepaskan tembakan, pesawat Israel sudah berada di wilayah udara kami," ungkapnya.
"Saya tidak bisa mengatakan bahwa kami senang dengan penempatan S-300. Pada buku yang sama, kami tidak punya pilihan di sini. Kami tidak memiliki kesempatan untuk membuat keputusan (pada operasi militer di Suriah," ucap Lieberman, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (3/10).
Lebih lanjut, Lieberman menyatakan bahwa penting bagi Rusia dan Israel untuk memulihkan hubungan normal meskipun ada ketidaksetujuan mereka atas jatuhnya pesawat pengintai Rusia Il-20.
Lieberman sekali lagi menegaskan bahwa Israel menyalahkan Suriah atas kecelakaan Il-20, sehingga menolak versi Moskow bahwa jet F-16 Israel menggunakan pesawat Rusia sebagai perisai terhadap pertahanan udara Suriah.
"Saya ulangi, seluruh tanggung jawab terletak pada pasukan Bashar al-Assad selama dua tahun terakhir Israel telah melakukan lebih dari 200 serangan terhadap fasilitas Iran dan sasaran Hizbullah di Suriah," ucapnya.
"Dua ratus kali, dan tidak ada satu pun prajurit Rusia yang menerima satu goresan. Tiba-tiba, di sini kami diduga membuat 'pengaturan' semacam itu. Tidak logis. Selain itu, Anda perlu memahami bahwa kecepatan F-16 adalah dua setengah kali kecepatan IL-20 dan pada saat pertahanan udara Suriah melepaskan tembakan, pesawat Israel sudah berada di wilayah udara kami," ungkapnya.
Dia
kemudian menjelaskan bahwa pihak Rusia tidak menerima fakta yang
diberikan Israel kepada mereka. Moskow, lanjut Lieberman hanya percaya
pada versi mereka terkait insiden itu.
Credit sindonews.com