Penangkapan Ghaith dan al-Faqih telah membuat PLO geram.
CB,
RAMALLAH -- Otoritas Israel membebaskan kepala badan intelijen
Palestina Jihad al-Faqih pada Senin (22/10). Al-Faqih ditangkap Israel
pada Sabtu pekan lalu karena berupaya mempublikasikan nama-nama yang
terlibat dalam proses penjualan rumah untuk para pemukim Yahudi di
lingkungan Muslim di Yerusalem.
Seperti dilaporkan laman kantor berita Palestina
WAFA,
kepala unit hukum di Palestinian Prisoner’s Society Jawad Boulos
mengatakan, al-Faqih dibebaskan setelah otoritas Palestina mengajukan
permohonan pembebasan. Berdasarkan keputusan pengadilan Israel, al-Faqih
seharusnya dibebaskan pada Rabu (24/10).
Pada Sabtu pekan
lalu, Israel tidak hanya menangkap al-Faqih. Mereka juga menahan
gubernur Palestina di Yerusalem Adnan Ghaith. Ghaith ditahan karena
alasan serupa dengan al-Faqih. Hingga Senin malam kemarin, Ghaith masih
belum dibebaskan otoritas Israel.
Penangkapan
Ghaith dan al-Faqih telah membuat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)
geram. Menurut Sekretaris Komite Eksekutif PLO Saeb Erekat penangkapan
kedua pejabat Palestina itu adalah upaya Israel untuk mengintimidasi
pemerintahan Otoritas Palestina.
“Penculikan ini adalah
bagian kecil dari serangkaian pelanggaran dan praktik oleh Israel,
termasuk pemindahan paksa, pembongkaran rumah, dan perluasan sistem
permukiman kolonial dalam rangka mencapai rencananya menghilangkan
solusi dua negara berdasarkan perbatasan 1967 dan untuk memaksakan
pemerintahan Israel yang lebih besar sebagai gantinya,” kata Erekat.
Perundingan
solusi dua negara antara Palestina dan Israel telah terhenti sejak
2014. Prospek keberhasilan solusi dua negara pun terancam saat Amerika
Serikat (AS) mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember
tahun lalu.
Setelah pengakuan itu, Palestina memutuskan
mengundurkan diri dari perundingan damai dengan Israel yang dimediasi
AS. Hal itu dilakukan karena Palestina menilai AS tidak lagi menjadi
mediator yang netral karena terbukti membela kepentingan politik Israel.
Padahal AS mengetahui bahwa Palestina mendambakan Yerusalem Timur
menjadi ibu kota masa depan untuk negara mereka.