Mataram (CB) - Gempa bumi tektonik berkekuatan 6,3 Skala
Richter (SR) yang mengguncang Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur, Selasa
pukul 07.16 WIB juga dirasakan oleh warga di Kabupaten Bima dan Dompu,
Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto, di Mataram, Selasa, mengatakan getaran gempa bumi yang dirasakan di Bima dan Dompu dalam skala intensitas II Skala Intensitas Gempabumi (SIG) Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), atau III modified mercalli intensity (MMI).
"Gempa di Sumba Timur dengan kedalaman 10 kilometer tersebut juga terasa di Kota Waingapu, Sumba Timur dan Kota Tambolaka, Sumba Barat Daya sebesar II SIG BMKG (IV MMI)," katanya.
Ia mengatakan Kabupaten Sumba Timur Selasa pagi, diguncang empat kali gempa bumi dengan magnitudo 5,0 SR, 5,3 SR, 6,0 SR dan 6,3 SR. Namun tidak berpotensi tsunami.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter pada keempat gempa bumi tersebut, Agus menjelaskan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia menyusup di bawah Lempeng Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali- Nusa Tenggara tersebut, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (thrust fault).
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi pertama terletak pada koordinat 10,65 lintang selatan (LS) dan 120,18 bujur timur (BT).
Episenter gempa bumi kedua terletak pada koordinat 10,54 LS dan 120,20 BT, episenter ketiga terletak pada koordinat 10,60 LS dan 120.20 BT.
"Episenter keempat 10.52 LS dan 120.18 BT dengan kedalaman 21 kilometer arah selatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT," kata Agus.
Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengkonfirmasi guncangan bumi di Kabupaten Sumba Timur terasa kuat selama 3-5 detik.
"Belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan. BPBD masih melakukan pemantauan dan pendataan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwonugroho.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto, di Mataram, Selasa, mengatakan getaran gempa bumi yang dirasakan di Bima dan Dompu dalam skala intensitas II Skala Intensitas Gempabumi (SIG) Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), atau III modified mercalli intensity (MMI).
"Gempa di Sumba Timur dengan kedalaman 10 kilometer tersebut juga terasa di Kota Waingapu, Sumba Timur dan Kota Tambolaka, Sumba Barat Daya sebesar II SIG BMKG (IV MMI)," katanya.
Ia mengatakan Kabupaten Sumba Timur Selasa pagi, diguncang empat kali gempa bumi dengan magnitudo 5,0 SR, 5,3 SR, 6,0 SR dan 6,3 SR. Namun tidak berpotensi tsunami.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter pada keempat gempa bumi tersebut, Agus menjelaskan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia menyusup di bawah Lempeng Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali- Nusa Tenggara tersebut, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (thrust fault).
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi pertama terletak pada koordinat 10,65 lintang selatan (LS) dan 120,18 bujur timur (BT).
Episenter gempa bumi kedua terletak pada koordinat 10,54 LS dan 120,20 BT, episenter ketiga terletak pada koordinat 10,60 LS dan 120.20 BT.
"Episenter keempat 10.52 LS dan 120.18 BT dengan kedalaman 21 kilometer arah selatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT," kata Agus.
Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengkonfirmasi guncangan bumi di Kabupaten Sumba Timur terasa kuat selama 3-5 detik.
"Belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan. BPBD masih melakukan pemantauan dan pendataan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwonugroho.
Credit antaranews.com