NEW DELHI - Kesepakatan India dan Rusia soal pembelian lima unit sistem rudal pertahanan S-400 Triumf
dari Moskow dihantui ancaman sanksi Amerika Serikat (AS). Namun, Kepala
Angkatan Darat Jenderal Bipin Rawat menegaskan bahwa New Delhi
menjalankan kebijakan independen.
Jenderal India itu juga mengungkap bahwa negaranya tertarik untuk mendapatkan helikopter Kamov dan sistem senjata lainnya dari Moskow.
Jenderal India itu juga mengungkap bahwa negaranya tertarik untuk mendapatkan helikopter Kamov dan sistem senjata lainnya dari Moskow.
AS dari awal sudah mengancam negara-negara yang membeli senjata Rusia berpotensi terkena sanksi berdasarkan undang-undangnya, Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).
UU itu sejatinya dirancang hanya untuk melawan Rusia, Iran dan Korea Utara. Setelah New Delhi resmi membeli senjata pertahanan S-400 Triumf, Washington yang menganggap New Delhi sebagai mitra hanya membuat pernyataan samar. Kapan dan wujud sanksi yang berpotensi dijatuhkan pada India tak pernah diungkap secara jelas.
"Pengesahan dari Pasal 231 Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) akan dipertimbangkan pada transaksi demi transaksi. Kami tidak bisa memprediksikan keputusan sanksi apa pun," bunyi pernyataan Kedutaan Amerika Serikat di New Delhi, akhir pekan lalu.
UU itu sejatinya dirancang hanya untuk melawan Rusia, Iran dan Korea Utara. Setelah New Delhi resmi membeli senjata pertahanan S-400 Triumf, Washington yang menganggap New Delhi sebagai mitra hanya membuat pernyataan samar. Kapan dan wujud sanksi yang berpotensi dijatuhkan pada India tak pernah diungkap secara jelas.
"Pengesahan dari Pasal 231 Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) akan dipertimbangkan pada transaksi demi transaksi. Kami tidak bisa memprediksikan keputusan sanksi apa pun," bunyi pernyataan Kedutaan Amerika Serikat di New Delhi, akhir pekan lalu.
Jenderal
Rawat, yang kembali ke negaranya Sabtu malam setelah kunjungan enam
hari ke Rusia, mengatakan bahwa orang-orang Kremlin sangat tertarik
untuk berhubungan dengan Angkatan Darat dan pasukan pertahanan India.
"Karena mereka mengerti bahwa kami adalah tentara yang kuat, mampu berdiri untuk apa yang benar bagi kami berdasarkan pada proses pemikiran strategis kami," katanya, seperti dikutip NDTV, Senin (8/10/2018).
"Karena mereka mengerti bahwa kami adalah tentara yang kuat, mampu berdiri untuk apa yang benar bagi kami berdasarkan pada proses pemikiran strategis kami," katanya, seperti dikutip NDTV, Senin (8/10/2018).
Dalam kunjungannya ke Rusia, Jenderal Rawat mengenang sebuah pertanyaan yang diajukan kepadanya oleh seorang perwira Angkatan Laut Moskow bahwa New Delhi tampaknya mencari ke arah Amerika, yang telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dan mengancam akan memberlakukan sanksi pembatasan terhadap New Delhi karena berbisnis senjata dengan Moskow.
Untuk hal itu, Jenderal Rawat menjawab; "Ya, kami menghargai bahwa mungkin ada sanksi terhadap kami, tetapi kami mengikuti kebijakan independen."
Jenderal Rawat juga berusaha untuk meredakan kekhawatiran Rusia atas hubungan yang berkembang dengan AS.
"Anda (Rusia) dapat yakin (bahwa) sementara kami mungkin berhubungan dengan Amerika dalam mendapatkan beberapa teknologi, tetapi kami mengikuti kebijakan independen," katanya.
"Saya mengatakan kepada mereka ketika kita berbicara sanksi dan Anda mempertanyakan sanksi, Presiden Vladimir Putin dan Perdana Menteri Narendra Modi, pada titik ini, menandatangani perjanjian pada pembelian sistem senjata S-400 meskipun ada fakta bahwa kita mungkin menghadapi tantangan dari Amerika di masa depan," ujar Jenderal Angkatan Darat India tersebut.
Rawat mengatakan India menantikan pengadaan helikopter Kamov serta sistem dan teknologi senjata lainnya dari Rusia. New Delhi, ujar dia, juga sedang mencari sistem dan teknologi berbasis ruang angkasa dari Moskow untuk meningkatkan kemampuan divisi ruang angkasanya.
"Tidak ada akhir yang terlihat untuk cara di mana kita dapat bekerja sama dengan negara Anda. Saya pikir jalan ke depan adalah untuk melihat apa yang terbaik bagi bangsa, strategis penting bagi kami," katanya.
Credit sindonews.com