Kamis, 12 Oktober 2017

Pasukan Khusus Korut Latihan Infiltrasi dengan Paralayang, Korsel Khawatir


Pasukan Khusus Korut Latihan Infiltrasi dengan Paralayang, Korsel Khawatir
Tentara khusus Korut melakukan latihan infiltrasi dengan paralayang. Foto/Istimewa


SEOUL - Kantor berita Korea Selatan (Korsel), Yonhap, melaporkan pasukan khusus Korea Utara (Korut) telah meluncurkan latihan infiltrasi. Latihan perdana pasukan khusus itu menargetkan pos komando sekutu dengan menggunakan paralayang.

Yonhap mengutip sumber pertahanan Korsel yang mengatakan bahwa latihan militer itu dilakukan pada pertengahan September. Latihan tersebut termasuk sebuah simulasi serangan terhadap Komando Gabungan Korea Selatan-AS dengan bantuan paralayang.

Sumber tersebut mengungkapkan kekhawatirannya tentang latihan tersebut. Ia merujuk pada paralayang sebagai sesuatu yang berguna untuk melakukan serangan mendadak, seperti pesawat tak berawak, mengingat fakta bahwa paralayang terbang di ketinggian rendah tanpa memberi suara.

"Saya percaya bahwa pasukan khusus Korea Utara mengadopsi metode infiltrasi yang menakjubkan dengan sumber daya yang terbatas," kata sumber tersebut seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (11/10/2017).

Pernyataan itu seolah mengungkapkan keraguan bahwa serangan udara malam hari oleh pasukan paralayang Korut akan terdeteksi oleh radar Angkatan Darat Korsel.

Seorang model kantor kepresidenan Korsel Cheong Wa-dae secara khusus dibangun untuk latihan tersebut, yang termasuk unit pasukan khusus dari Angkatan Darat Korut, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, menurut sumber tersebut.

Yonhap menggambarkan paralayang sebagai alat ringan yang mudah dioperasikan. Alat ini dapat dibawa oleh pasukan khusus Korut di punggung mereka untuk meluncurkan serangan mendadak, termasuk dari sebuah puncak.

Kantor berita tersebut juga mengutip sumber pertahanan Korsel lainnya yang mengatakan bahwa latihan infiltrasi paralayang yang dilakukan Korut mendorong Seoul dan Washington melakukan latihan pertahanan jarak pendek gabungan pertama mereka pada akhir September.

Situasi di Semenanjung Korea memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Pyongyang berulang kali melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dengan meluncurkan rudal dan uji coba nuklir. 



Credit  sindonews.com