Jumat, 04 November 2016

Segala Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Kapal Laksamana Kuznetsov

 
Rusia dikabarkan akan merebut Aleppo setelah kapal Laksamana Kuznetsov memasuki perairan Suriah. Berikut kami sajikan informasi mengenai kapal induk Rusia yang akhir-akhir ini menjadi topik hangat di media.
Kapal Induk Rusia Admiral Kuznetsov
Sebuah foto dari pesawat pengintai Norwegia memperlihatkan kapal induk Rusia Admiral Kuznetsov di perairan internasional yang terletak di pesisir Norwegia Utara pada 17 Oktober 2016. Sumber: Reuters
Kapal induk Rusia Laksamana Kuznetsov telah memasuki Laut Tengah. Tujuan dari merapatnya kapal tersebut sesungguhnya adalah untuk menguji kemampuan tempur kapal dan memasang sejumlah perangkat perang dalam pesawat induk.
Selain itu, Laksamana Kuznetsov juga akan bergabung dalam operasi militer di Suriah.

Kapal Induk Laksamana Kuznetsov

Kru: 1.960 orang
Berat benaman: 60 ribu ton
Kecepatan maksimum: 29 knot (53,71 kilometer per jam)
Senjata:
  • 12 rudal antikapal 4K80 Granit
  • 24 sistem peluncur rudal antipesawat Kinzhal (192 rudal)
  • 8 kompleks rudal antipesawat 3M87 Kortik (256 rudal)
  • 2 RBU-12000 Udav (60 peledak)
  • 6 senapan otomatis enam barel 30 mm AK-630
Pasukan udara (sesuai proyek): 26 pesawat tempur Su-27K (Su-33) atau MiG-29K, serta helikopter Ka-27 dan Ka-31

Tugas Pasukan Udara di Suriah

Pengiriman Laksamana Kuznetsov ke Laut Tengah hendak menguji kemampuan tempur kapal Rusia tersebut, terang Pemimpin Redaksi Majalah Arsenal Otechestva (Gudang Senjata Tanah Air) Viktor Murakhovsky kepada RBTH.
"Pengiriman Laksamana Kuznetsov ke Suriah hendak menguji kemampuan penyerangan operasional dan teknis kapal induk yang belum pernah digunakan dalam kondisi tempur sungguhan oleh Rusia," kata Viktor Murakhovsky menjelaskan.
Saat ini, terdapat 15 unit Su-33 dan MiG-29K/KUB, serta lebih dari sepuluh helikopter Ka-52K, Ka-27, dan Ka-31 dalam kapal induk tersebut.
Tugas utama pasukan udara ini ialah memastikan pertahanan udara Rusia dan mendukung pasukan pemerintah Suriah dalam pertempuran melawan kelompok militan.
"Daya serang pasukan udara terhadap target di darat terbatas, sehingga tak perlu berharap akan ada titik balik baru dalam perang melawan militan. Peran utama dalam perang melawan teroris dimainkan oleh pasukan Assad," kata Murakhovsky.

Helikopter Ka-52

Helikopter terbaru Rusia Ka-52K Katran juga berpartisipasi untuk pertama kali dalam pertempuran tersebut. Ka-52K Katran merupakan versi kapal pesawat Ka-52 yang sebelumnya sudah pernah berlaga dalam operasi Suriah.

Versi darat dari helikopter ini juga ikut dalam operasi angkatan udara Rusia untuk pertama kalinya. Klip yang menunjukkan kemampuan tempur helikopter tersebut muncul di internet pada 3 April lalu, ketika pasukan tentara Suriah berhasil membebaskan kota al-Qaryatayn di Provinsi Homs dengan bantuan pasukan udara Rusia. Menurut Murakhovksy, kemampuan tempur versi laut Ka-52 tidak kalah dari helikopter versi darat.
"Helikoper tempur ini juga harus menunjukkan kemampuan terbaiknya dengan dukungan dari pasukan darat. Perbedaan utama helikoper ini terletak pada sistem operasi. Baling-baling Katran dapat dilipat, sehingga dapat disimpan di hanggar helikopter. Selain itu, sistem navigasi helikopter mengalami sedikit modernisasi untuk memastikan keamanan penggunaan di atas laut, serta pada saat pendaratan dan penerbangan helikopter," kata sang pemimpin redaksi.
Katran dirancang khusus untuk kapal induk pengangkut helikopter Mistral yang dipesan Rusia dari Prancis pada 2011 lalu. Namun akibat krisis Ukraina, helikopter ini batal masuk bergabung dengan Angkatan Laut Rusia.
Menurut profesor dari Akademi Ilmu Militer Vadim Kozyulin, Presiden Prancis François Hollande terpaksa mengakhiri kontrak untuk pasokan Mistral di bawah tekanan sekutu NATO. Kapal tersebut kemudian dijual ke Mesir dan segera setelah itu Kairo juga membeli 50 unit Katran dari Rusia.
Menurut pakar militer Izvestia Dmitry Safonov, penggunaan Katran di Suriah akan menjadi langkah untuk mempromosikan unit tersebut di pasar senjata global. "Secara khusus, hal ini dilakukan untuk mendemonstrasikan kemampuan tempur mesin ini kepada Mesir," terang Safonov.
Helikopter ini dapat dipersenjatai dengan rudal udara ke udara P-73 dan Igla-V, peluru kendali udara ke darat, dan peluru kendali antitank Hermes.

Seperti Apa Rudal Hermes dan Apa Tujuan Penggunaannya?

Helikopter tempur Ka-52K dari kapal induk Laksamana Kuznetsov akan menguji rudal kendali jarak jauh terbaru antitank Hermes. Menurut para ahli militer, rudal ini beroperasi dengan prinsip fire-and-forget otomatis terhadap target, sekalipun lawan berada di luar jarak pandang awak helikopter.
"Uji coba di medan tempur akan membantu penyelesaian sistem rudal yang seharusnya menjadi senjata standar helikopter Alligator militer Rusia. Rusia memutuskan menguji Hermes dalam kondisi basis kapal yang jauh lebih sulit," tulis surat kabar Rusia mengacu pada narasumber dari kompleks industri militer.
Menurut media Rusia Izveztia, berkat senjata baru ini, helikopter Ka-52K bisa menghancurkan tank musuh meningkatkan jarak jangkauannya hingga 30 kilometer. Sementara, kemampuan serangan sistem serupa milik Rusia dan negara lain, seperti Attack, Bikhr, Hellfire, dan lain-lain, hanya berjarak kurang dari sepuluh kilometer.
Menurut kolonel purnawirawan sekaligus ahli militer TASS Viktor Litovkin, Hermes akan digunakan untuk menyerang target militan yang dilindungi, seperti pabrik senjata dan bom rakitan, pos komando, serta gardu pertahanan sementara.
"Dari hasil aplikasi tempur, produsen dapat memperbaiki kemampuan rudal atau langsung mengirimkannya pada angkatan bersenjata," terang Litovkin.

Fitur Khusus Hermes

Seperti yang disampaikan para ahli, fitur kunci Hermes ialah rudal ini bisa digunakan secara horizontal. Berkat fitur fire-and-forget yang dikombinasikan dengan sensor inframerah dan saluran laser pemandu, ia bisa secara otomatis menggempur kendaraan lapis baja musuh, sekalipun mereka berada di luar jarak pandang awak helikopter.
"Tugas taktis serupa dapat dilakukan oleh kompleks Spike-NLOS Israel yang dipasang pada sasis roda. Namun, Hermes Rusia bisa digunakan baik pada kendaraan tempur darat maupun helikopter dan kapal. Hermes bisa digunakan secara universal," terang narasumber dari Kementerian Pertahanan Rusia pada RBTH.
Menurut sang narasumber, data resmi mengenai rudal akan dipublikasikan setelah peluncuran resmi. "Saat ini yang bisa kami sampaikan adalah jangkauan rudal ini jauh lebih tinggi dibanding kompleks serupa milik negara lain yang memiliki jarak maksimal sepuluh kilometer," tutur narasumber RBTH.
Ia menambahkan bahwa perangkat tempur rudal bisa memiliki kemampuan ledak kumulatif maupun fragmentatif.

Seperti Apa Helikopter Tempur MiG-29K/KUB dan Su-33?

Menurut Pemimpin Redaksi Majalah Vzlet Andrey Fomin, MiG-29K/KUB merupakan salah satu pesawat tempur generasi ke-4++ yang paling modern.
"Terlepas dari kemiripannya dengan versi darat MiG-29, MiG-29K/KUB sesungguhnya adalah kendaraan yang benar-benar berbeda. MiG-29K/KUB memiliki teknologi siluman, sistem terbaru pengisian bahan bakar di udara, serta sayap dan mekanisasi yang dapat dilipat, yang membuat pesawat ini bisa lepas landas dari landasan yang pendek dan mendarat dengan kecepatan rendah," terang Fomin.
Menurut sang ahli, Su-33 diciptakan sebagai pesawat perang superior di udara, yakni sebagai pesawat tempur-pencegat penuh.
Sementara, MiG-29K/KUB memiliki mesin beragam yang dirancang untuk memecahkan masalah koneksi kapal pertahanan udara, serta menghancurkan target di permukaan air dan darat dengan senjata kendali presisi tinggi, pada siang dan malam hari di segala kondisi cuaca.
Dalam operasi militer di Suriah, Su-33 dengan sistem koreksi tembakan baru akan bertugas menjatuhkan bom gravitasi. MiG-29K/KUB dilengkapi dengan bom dan rudal yang akan diluncurkan pada target sistem GLONASS.
Menurut narasumber dari industri pertahanan, Divisi Udara Angkatan Laut Rusia akan menguji rudal terbaru X-38 di medan tempur pada akhir tahun ini.
"Kami mendukung pasukan udara kami dan akan membawa instrumen penghancur terbaru ke wilayah tersebut. MiG-29K akan menggunakan rudal jenis X-38 terbaru untuk memusnahkan militan," terang narasumber dari kompleks industri militer.

Sistem Koreksi Tembakan Terbaru

Menurut narasumber RBTH, pesawat tempur Su-33 juga pada gilirannya akan menerima sistem pembidik berpresisi tinggi terbaru SVP-24 untuk rudal jelajah mereka.
Sistem ini dapat meningkatkan akurasi serangan udara hingga beberapa kali lipat sehingga bisa menghindari kemungkinan jatuhnya korban sipil.
Sistem ini akan mengoreksi jalur penerbangan berdasarkan posisi pesawat tempur dan parameter penerbangan. Berkat fitur tersebut, penyimpangan dari target tidak akan melebihi beberapa meter.
Menurut narasumber dari kompleks industri militer, 15 unit pesawat tempur MiG-29K/KUB dan Su-33, serta sepuluh helikopter tempur Ka-52k Katran, Ka-27, dan Ka-31 akan ikut berpartisipasi dalam operasi militer ini.





Credit  RBTH Indonesia