CB, Washington DC - Donald Trump mungkin
akan menggunakan dana penelitian mengenai perubahan iklim untuk kembali
mendaratkan astronot di Bulan sebagai bagian dari misinya untuk "Make
America Great Again"--"Membuat Amerika Hebat Kembali" yang merupakan
slogan kampanyenya.
Anggota komunitas antariksa Amerika Serikat meyakini bahwa terpilihnya Trump sebagai presiden dapat mengarah pada kebangkitan misi Bulan NASA, yang sejak 1972 belum pernah mengirim manusia ke satelit alami bumi itu.
Biaya besar yang dibutuhkan untuk menjalankan misi di Bulan telah
menjadi alasan utama kematian program tersebut. Namun, dalam kampanyenya
Trump berjanji untuk membebaskan NASA untuk meneliti tentang pemanasan
global dan program terkait Bumi. Sebaliknya, Amerika Serikat disebut
akan "memimpin jalan menuju bintang".
Politikus veteran dari Partai Republik dan juga salah satu penasihat terdekat Trump, Newt Gingrich, merupakan sosok yang fanatik terhadap angkasa luar, di mana selama bertahun-tahun mengatakan bahwa AS harus mendirikan markas permanen di Bulan.
Ia telah meyakinkan para skeptis bahwa biaya tidak akan menjadi penghalang jika NASA bekerja dengan perusahaan swasta yang tertarik untuk berinvestasi di angkasa luar.
Dikutip dari Daily Mail, Senin (21/11/2016), terpilihnya Trump membuat Partai Republik menjadi pemegang kendali Kongres, sehingga jauh lebih kecil kemungkinannya bahwa mimpi mengenai angkasa luar akan diblokir oleh Capitol Hill.
Trump yang sebelumnya mengatakan bahwa perubahan iklim adalah "hoax" dari China, akan menuntut NASA untuk melakukan eksplorasi dalam misi angkasa luar yang lebih dalam.
Sebelumnya, Barack Obama mendukung program NASA yang berencana akan membawa manusia menuju Mars pada 2035. Sementara itu para ahli meyakini bahwa ketika Trump telah menjabat sebagai presiden, dirinya akan memasukkan misi ke Bulan sebagai langkah untuk memudahkan perjalanan ke Mars.
Dalam kampanyenya, Trump mengatakan bahwa ia berencana melakukan investasi besar dalam eksplorasi angkasa luar. "Begitu banyak hal baik datang darinya, termasuk pekerjaan hebat," imbuh dia.
Ia menuduh para pejabat Partai Demokrat telah melemahkan program antariksa Amerika Serikat, yang memungkinkan negara-negara lain seperti Rusia, China, dan India mengambil inisiatif tersebut.
Bagaimanapun, kubu skeptis ingin tahu dari mana Trump akan membiayai misi ke Bulan. Casey Dreier dari The Planetary Society mengatakan, jika presiden terpilih melaksanakan janjinya untuk memotong biaya pengeluaran dan pajak, NASA akan mengalami masalah dalam melanjutkan programnya.
Anggota komunitas antariksa Amerika Serikat meyakini bahwa terpilihnya Trump sebagai presiden dapat mengarah pada kebangkitan misi Bulan NASA, yang sejak 1972 belum pernah mengirim manusia ke satelit alami bumi itu.
Politikus veteran dari Partai Republik dan juga salah satu penasihat terdekat Trump, Newt Gingrich, merupakan sosok yang fanatik terhadap angkasa luar, di mana selama bertahun-tahun mengatakan bahwa AS harus mendirikan markas permanen di Bulan.
Ia telah meyakinkan para skeptis bahwa biaya tidak akan menjadi penghalang jika NASA bekerja dengan perusahaan swasta yang tertarik untuk berinvestasi di angkasa luar.
Dikutip dari Daily Mail, Senin (21/11/2016), terpilihnya Trump membuat Partai Republik menjadi pemegang kendali Kongres, sehingga jauh lebih kecil kemungkinannya bahwa mimpi mengenai angkasa luar akan diblokir oleh Capitol Hill.
Trump yang sebelumnya mengatakan bahwa perubahan iklim adalah "hoax" dari China, akan menuntut NASA untuk melakukan eksplorasi dalam misi angkasa luar yang lebih dalam.
Sebelumnya, Barack Obama mendukung program NASA yang berencana akan membawa manusia menuju Mars pada 2035. Sementara itu para ahli meyakini bahwa ketika Trump telah menjabat sebagai presiden, dirinya akan memasukkan misi ke Bulan sebagai langkah untuk memudahkan perjalanan ke Mars.
Dalam kampanyenya, Trump mengatakan bahwa ia berencana melakukan investasi besar dalam eksplorasi angkasa luar. "Begitu banyak hal baik datang darinya, termasuk pekerjaan hebat," imbuh dia.
Ia menuduh para pejabat Partai Demokrat telah melemahkan program antariksa Amerika Serikat, yang memungkinkan negara-negara lain seperti Rusia, China, dan India mengambil inisiatif tersebut.
Bagaimanapun, kubu skeptis ingin tahu dari mana Trump akan membiayai misi ke Bulan. Casey Dreier dari The Planetary Society mengatakan, jika presiden terpilih melaksanakan janjinya untuk memotong biaya pengeluaran dan pajak, NASA akan mengalami masalah dalam melanjutkan programnya.
Credit Liputan6.com