Rencana itu terungkap 10 hari setelah Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengabari Kongres soal kemungkinan penjualan 40 pesawat tempur ke negara Teluk Arab tersebut.
Mayor Jenderal Lafi al-Azmi, kepala Otoritas Persenjataan dan Pengadaan militer Kuwait, mengatakan Kuwait juga berencana mengembalikan pesawat-pesawat F-18 inventaris yang sudah kuno sebagai bagian dari kesepakatan pembelian, menurut laporan Kantor Berita Kuwait.
Al-Azmi menambahkan bahwa keterangan rinci menyangkut pembelian hanya akan diungkapkan setelah kesepakatan tersebut sudah resmi ditandatangani.
"Mengingat Kuwait berada di dekat lokasi-lokasi yang bergolak, kita tentunya memerlukan peralatan militer yang efektif," katanya seperti dikutip media. Pernyataannya itu tampaknya mengacu pada perang di Irak dan Suriah.
Kepemilikan pesawat tempur itu semakin penting bagi Kuwait di tengah peningkatan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran, yang perjuangannya untuk mendominasi kawasan ikut memanaskan perang dan ketegangan politik di kawasan Timur Tengah. Kuwait, yang menjadi sekutu Arab Saudi, menjadi bagian dari koalisi pimpinan Saudi di Yaman.
Boeing, Northrop Grumman Corp, Raytheon Co dan General Electric co merupakan kontraktor utama dalam penjualan jet-jet tempur kepada Kuwait, demikian Reuters.
Credit ANTARA News