Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat menjajal Helikopter Tempur produksi PTDI (Foto: Mukhlis Dinillah)
Bandung - Pemerintah tengah gencar memperbanyak alat utama sistem pertahanan (alutsista). Selain sudah memesan 6 unit helikopter ke PTDI, pemerintah juga akan menambah 10 unit kapal selam baru yang beroperasi di perairan Indonesia.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan penambahan kapal selam ini tentunya untuk mendukung keinginan Presiden Joko Widodo menjadikan Indonesia poros maritim dunia. Sehingga, dibutuhkan alutsista yang memadai.
"Kalau ada kapal selam dengan kemaritiman pak Jokowi kita akan buat. Bisa ada 10 kapal selam nanti di alur laut," kata Ryamizard usai menerima dua helikopter yang dipesan ke PTDI di hanggar PTDI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (25/11/2016).
Ryamizard menjelaskan untuk pengadaan kapal selam tersebut rencananya akan melalui pemesanan ke luar negeri dan dibuat di dalam negeri. Mengingat, Indonesia belum memiliki teknologi yang mumpuni untuk membuatnya secara mandiri.
"Rencananya tahun depan kita mau bikin dua kapal selam di sini. Sudah ada dua yang kita beli dari luar, kita adopsi dari yang sudah ada," ucap dia.
Menurutnya pembelian alutsista ke luar negeri tak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan saja. Tetapi juga sebagai upaya transfer of teknology (TOT) milik negara-negara yang sudah maju. Sehingga, ke depannya Indonesia bisa membuatnya sendiri secara mandiri.
"Kalau kita belum mampu jangan dipaksa. Kita beli tapi harus transfer teknologi ke kita. Agar kemudian kita bisa bikin. Kemudian jadi local content," terang dia.
"Nanti kita mau pesan kapal selam dari Rusia. Kita belajar juga, sambil kita padukan. Kita harus cerdas. Curi ilmu untuk memperkuat kita sendiri. Semuanya harus ada TOT," pungkas Ryamizard.
Credit detik.com
Airbus Kirim 3 Helikopter Anti Kapal Selam ke RI
Foto: dok. Airbus
Jakarta - Airbus telah mengirimkan tiga helikopter pertama dari 11 helikopter yang direncanakan yang akan dikirimkan ke Indonesia. Helikopter tersebut berjenis AS565 MBE Panther.
Seremoni pengiriman 3 helikopter tersebut dilakukan di markas Airbus Helicopters di Marignane, Prancis, yang turut disaksikan oleh perwakilan Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Laut Indonesia.
Pengiriman 3 helikopter ini merupakan realisasi dari kontrak penyediaan kendaraan tempur jenis helikopter yang telah ditandatangani pada akhir 2014 silam.
"Kami sangat antusias untuk menyaksikan penyerahan pertama tiga helikopter AS565 MBE untuk mitra kami hari ini," kata Janick Blanc, Kepala program Panther di Airbus Helicopters, dalam keterangan tertulis, Rabu (23/11/2016).
AS565 MBE merupakan hasil pengembangan dari helikopter Panther seri pendahulunya yang juga diproduksi Airbus.
Varian baru ini dikembangkan menggunakan state-of-the-art proses dengan keunggulan berupa peningkatan berat take-off maksimum hingga 4.500 kg.
"Hal ini akan memberikan peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan misi, khusus untuk anti-kapal selam," tambahnya.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Airbus Helikopter akan memasok helikopter AS565 MBE untuk mitra industrinya di Indonesia yakni PT Dirgantara Indonesia.
PT DI akan merakit ulang helikopter ini sekaligus mendeseain ulang tampilan luar helikopter ini sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan yang ada di Indonesia.
Helikopter ini dilengkapi dengan instalasi dan persenjataan anti kapal selam atau anti-submarine warfare (ASW) yang mencakup sistem sonar dan sistem peluncur torpedo. Memungkinkan Angkatan Laut Indonesia melaksanakan misi-misi di laut.
Program MBE Panther Indonesia ini merupakan kelanjutan dari kerjasama yang telah lama terjalin antara Airbus Helikopters dan PT Dirgantara Indonesia. Kemitraan keduanya telah genap berusia 40 tahun pada awal bulan ini.
Kedua perusahaan telah menghasilkan lebih dari 190 helikopter bersama-sama, melalui program bersama selama empat dekade terakhir.
"Kami telah bekerja dengan Eurocopter Group di berbagai proyek selama bertahun-tahun hingga sekarang, dan tonggak ini hari ini lebih menggambarkan kedua perusahaan memiliki komitmen terhadap program ini," kata Budi Santoso, CEO dan Presiden PT Dirgantara Indonesia dalam keterangan yang sama.
Dikenal sebagai salah satu platform peperangan anti-kapal selam kelas ringan atau menengah paling mumpuni di dunia, AS565 MBE dilengkapi dengan dua mesin Safran Arriel 2N, yang meningkatkan kinerja helikopter dalam kondisi tinggi dan panas.
Berbekal mesin tersebut, helikopter ini bisa mencapai kecepatan tertinggi 165 knot dan jarak jelajah hingga 780 kilometer.
Hal ini juga menawarkan gearbox utama baru, generasi terbaru rotor ekor dan autopilot 4-sumbu yang mengurangi beban kerja pilot sehingga membuat misi yang paling berat sekalipun bisa lebih mudah dilakukan.
Foto: dok. Airbus
Credit finance.detik.com