Dr.
Tarek Tawfik (kanan), direktur museum Grand Mesir, berbicara dengan
timnya saat memeriksa sebuah artefak Mesir kuno di pusat konservasi
Grand Egyptian Museum di Kairo, Mesir 21 Agustus 2016. REUTERS/Amr
Abdallah Dalsh
Penemuan itu seakan menjadi angin segar bagi industri pariwisata Mesir yang tengah dirundung masalah. Sektor pariwisata di negara itu mengalami penurunan sejak terjadi pemberontakan yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak pada 2011.
Kota kuno itu mungkin menampung pejabat berpangkat tinggi. Hal itu dilihat dari ukuran 15 kuburan yang baru ditemukan menunjukkan status sosial yang tinggi dari orang-orang yang dimakamkan di situ.
"Ukuran makam yang ditemukan di kuburan itu lebih besar dari kuburan kerajaan di Abydos yang berusia sampai ke Dinasti Pertama. Ini membuktikan posisi penting orang yang dimakamkan di situ dan posisi sosial tinggi mereka selama era awal dalam sejarah Mesir kuno," ujar Kementerian Purbakala.
Para ahli mengatakan Abydos merupakan ibu kota Mesir pada akhir Zaman Pradinasti dan selama pemerintahan empat dinasti pertama.
"Penemuan itu dapat menghasilkan pandangan baru tentang Abydos, salah sebuah kota tertua di Mesir Kuno," kata Kementerian Purbakala Mesir dalam satu pernyataan pada Rabu, 23 November 2016.
Temuan itu berjarak 400 meter dari candi Seti I, sebuah memorial periode Kerajaan Baru di Sungai Nil.
Ahli arkeologi sejauh ini telah menemukan bangunan tempat tinggal, peninggalan tembikar, alat besi, dan juga 15 kuburan besar, sebagian lebih besar dari kuburan raja-raja di Abydos.
Industri pariwisata Mesir kini tengah berjuang untuk pulih sejak pemboman pesawat Rusia yang membawa 224 orang dari sebuah resor Laut Merah pada Oktober 2015.
Lebih 14,7 juta wisatawan mengunjungi Mesir pada 2010, tetapi jumlah itu anjlokmenjadi 9,8 juta pada 2011 saat terjadi kudeta menggulingkan Mursi.
Pada kuartal I 2016, hanya 1,2 juta wisatawan berkunjung ke Mesir, menurun dari 2,2 juta pada 2015.
Credit TEMPO.CO