Itu adalah lonjakan dari hampir 60.000 orang pada tiga hari sebelumnya, kata Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Stephane Dujarric kepada wartawan di Markas Besar PBB, New York, Senin (21/11).
"Penilaian kesehatan yang dilakukan di Kamp Zelikan, timur-laut Mosul, menunjukkan kebutuhan luas dan mendesak akan bantuan psikologis di kalangan keluarga yang mengungsi, dengan hampir tiga-perempat orang yang diwawancarai menyampaikan tingkat tekanan sangat kuat," kata Dujarric.
Pada 14-20 November, ia menjelaskan, dukungan psikososial telah diberikan kepada lebih dari 1.000 perempuan dan lebih dari 160 lelaki yang terdampak konflik Mosul.
Hampir 1.200 anak lelaki dan hampir 1.100 anak perempuan menerima bantuan psikologis pertama di ruang ramah anak, katanya sebagaimana diberitakan Xinhua.
Mitra kemanusiaan juga berusaha memperoleh dana untuk Rencana Tanggap Kemanusiaan Irak 2016 yang diluncurkan pada Januari. Rencana itu memerlukan 861 juta dolar AS untuk mendukung 7,3 juta warga Irak yang rentan di seluruh negeri tersebut.
Setakat ini, 69 persen keperluan itu telah diterima, kata Dujarric.
Pada 17 Oktober, Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi --yang juga adalah Panglima Pasukan Irak, mengumumkan dimulainya operasi besar untuk merebut kembali Mosul, kota terbesar kedua di negeri tersebut yang kubu utama terakhir ISIS di Irak.
Mosul, sekitar 400 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, telah dikuasai ISIS sejak Juni 2014, ketika pasukan pemerintah Irak meninggalkan senjata mereka dan menyelamatkan diri, sehingga memungkinkan petempur ISIS merebut kendali atas banyak wilayah Irak Barat dan Utara.
Credit ANTARA News
Pasukan Irak rebut enam desa dari ISIS di sekitar Mosul
Tentara Divisi Lapis Baja ke-9 melanjutkan pergerakan menuju Mosul dan berhasil membebaskan desa al-Salamiyah, al-Hmeirah dan Twajnah al-Jadida yang berada sekitar 20 kilometer di tenggara Mosul setelah bentrok sporadis dengan militan ISIS menurut pernyataan Komando Operasi Gabungan (Joint Operations Command/JOC).
Di utara Mosul, Divisi Lapis Baja ke-9 dan sekutunya dari unit paramiliter Sunni membebaskan desa al-Abbasiyah, Ortta-Kharab dan al-Salam setelah pertempuran sengit dengan militan ISIS, membawa pasukan lebih dekat ke tepi utara Mosul menurut JOC.
Pasukan keamanan telah bertempur untuk mendesak masuk ke sisi timur kota, yang oleh warga setempat disebut tepi kiri Sungai Tigris, tapi menghadapi perlawanan militan, yang sering kali bertempur dalam kelompok-kelompok kecil yang menyusup di belakang pergerakan pasukan Counter Terorism Service (CTS) lewat terowongan-terowongan atau menyelinap melalui lusinan rumah dan bangunan.
Pasukan dan ahli peledak juga meledakkan puluhan bom yang ditanam sebelumnya oleh militan ekstremis di daerah-daerah yang telah dibebaskan dari ISIS.
Setelah lebih dari sebulan operasi militer melawan militan ISIS di dalam Mosul, hampir 65.000 warga sipil meninggalkan rumah mereka dan jumlahnya bertambah setiap hari menurut Kementerian Migrasi dan Pengungsi Irak.
Perdana Menteri Haider al-Abadi pada 17 Oktober mengumumkan serangan besar untuk merebut kembali Mosul, kota terbesar kedua di Irak, dari ISIS.
Sejak itu, pasukan keamanan Irak beringsut ke pinggir timur Mosul dan bergerak maju melalui rute lain di sekitar kota itu.
Awal bulan ini, ratusan komando CTS dan tentara Irak membuat kemajuan signifikan di sisi timur Mosul dan berhasil merebut kembali 10 lebih distrik dari sekitar 60 distrik di kedua sisi kota.
Mosul, sekitar 400 kilometer utara ibu kota Irak, Baghdad, telah jatuh ke kendali ISIS sejak Juni 2014, ketika pasukan pemerintah Irak meletakkan senjata mereka dan lari, memungkinkan ISIS mengambil alih wilayah bagian utara dan barat Irak menurut warta kantor berita Xinhua.
Credit ANTARA News