Kamis, 03 November 2016

Ini Resep Bisnis Jusuf Kalla untuk Dirgantara Indonesia


 Ini Resep Bisnis Jusuf Kalla untuk Dirgantara Indonesia
Pekerja menyelesaikan pembuatan Pesawat jenis CN, di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, 11 Februari 2016. TEMPO/Imam Sukamto
 
CB, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero) diminta berfokus memproduksi hanya beberapa jenis pesawat terbang dan lebih memperhatikan tahap pemeliharaan dengan kelengkapan onderdil, agar kegiatan bisnis bisa berkembang secara keberlanjutan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku telah meminta Direktur Utama PT DI Budi Santoso agar tak hanya memproduksi pesawat dengan berbagai tipe yang banyak, karena persoalan bukan hanya berasal dari proses produksi pesawat terbang saja.

Produksi Helikopter perusahaan nasional jenis ini telah digunakan oleh sejumlah kepala negara di dunia dan siap dijadikan pilihan untuk pembelian Helikopter kepresidenan Indonesia karena dianggap sudah mumpuni untuk keamanan Presiden dan Wakil Presiden.

“Memang PT DI saya berbicara dengan Pak Budi bahwa harus fokus, jangan ingin semua, jangan begitu banyak tipe pesawat yang dibuat,” ujarnya usai menghadiri Pameran Indo Defens 2016 di Kemayoran, Rabu, 2 November 2016.

Selain produksi, perseroan memiliki tantangan lain yakni pada tahap penjualan dan pemeliharaan produk setelah penjualan. Oleh karena itu, perseroan diminta menyediakan kelengkapan komponen dan onderdil (sparepart) sesuai dengan tipe produksi pesawat secara matang.

Akhir Oktober lalu, Komisi VI DPR RI menggelar rapat dengar pendapat dengan PT Dirgantara Indonesia yang membahas kinerja perusahaan.

Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijana meminta penjelasan terkait perkembangan kinerja perusahaan pelat merah pengadaan alat pertahanan tersebut.

Sebelumnya, PT DI telah menerima penyertaan modal negara (PMN) sebanyak tiga kali sejak 2011, antara lain sebanyak Rp 1,18 triliun pada 2011, Rp 1,4 triliun pada 2012, dan Rp 400 miliar pada 2015.



Credit  TEMPO.CO