Ilustrasi ISIS. (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Informasi ini menurut Petrus menyebar di dunia maya. Namun, kredibilitas informasi yang berada di internet tidak bisa langsung dipercaya.
Dia menyinggung kejadian yang pernah terjadi pada Dulmatin, salah seorang gembong terorisme yang tiga kali disebut tewas di Filipina.
Petrus tidak mau hal itu terjadi kembali. Terlebih, Abu Jandal sudah pernah disebut meninggal dunia, 2015 lalu. Informasi yang kali ini tersebar adalah yang kedua kalinya.
Dia mengatakan BNPT sudah mengirim utusan ke Irak untuk menelusuri hal tersebut. "Ini sulit ketika informasi open-source (terbuka) sekarang berlebihan," kata Petrus.
Polisi meyakini Abu Jandal sebagai satu di antara tiga WNI berpengaruh di Suriah. Dua orang lainnya adalah Bahrumsyah dan Bahrun Naim, yang diyakini bertanggungjawab atas serangan teror di Thamrin, Jakarta, akhir 2015.
Sebelumnya, Abu Jandal menampilkan diri di sebuah video yang diunggah ke situs YouTube akhir tahun 2014. Dalam video itu, dia menantang Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Densus 88, dan Banser GP Ansor.
"Ketahuilah bahwa kami bahagia mendengarnya. Itu berati pertemuan antara kami (ISIS) dan kalian (TNI-Polri) disegerakan," kata dia.
Pria itu juga mengancam, jika bukan TNI yang datang memerangi ISIS, maka mereka yang akan ke Indonesia.
Credit CNN Indonesia