Jumat, 23 September 2016

Holding Bank BUMN Lahir Tahun 2018

 
 
KOMPAS.com/Sakina Rakhma Diah S Seorang nasabah sedang melakukan transaksi dengan mesin ATM di Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Jakarta.
JAKARTA, CB - Awal pekan ini ATM Himbara Link Merah Putih bisa terwujud. Ini baru langkah awal dari rencana konsolidasi dan pembentukan induk (holding) bank pelat merah yang kini tengah dibahas Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Pembentukan holding sektor perbankan merupakan salah satu dari 14 sektor yang bakal diajukan Kementerian BUMN ke Presiden. Jika berjalan lancar, proses holding perbankan BUMN bakal selesai di 2018 mendatang.

“Kami masih berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan DPR untuk konsultasi lebih lanjut,” kata Gatot Trihargo, Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN, akhir pekan lalu.

Pembentukan holding bank ini mirip dengan rencana lama pemerintah: Indonesian Bank Holding Company (IBHC).

Nantinya, empat bank BUMN yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), serta Bank Tabungan Negara (BTN) akan berkedudukan setara. “Mirip dengan Temasek di Singapura dan Khazanah di Malaysia,” ungkap Gatot.

Salah satu kendaraan untuk mewujudkan holding adalah ATM terintegrasi. Tahun depan, Gatot menyatakan, akan ada beberapa merger produk lain yang tercipta. Misalnya, mesin electronic data capture (EDC) terintegrasi.

Dari rencana pembentukan holding tersebut, Gatot mencatat setidaknya ada enam manfaat yang bisa diperoleh bank BUMN. Pertama, kapasitas pemberian kredit menjadi lebih baik.

Kedua, optimalisasi aset bank-bank BUMN. Ketiga, tercipta database (pusat data) terintegrasi.

Manfaat keempat, efisien dari segi belanja modal. Kelima, sinergi pemberian dividen. Keenam, meningkatkan nilai perusahaan atau rating ketika ingin mencari pendanaan lewat surat utang.

Dukungan mengalir

Mulya E. Siregar, Deputi Komisioner OJK, berpendapat, holding bank BUMN sejalan dengan konsep pengawasan terpadu (integrated supervision). Selain itu, konsep holding juga sebagai bentuk penerapan aturan kepemilikan tunggal. "Holding dipimpin oleh pejabat yang ditunjuk pemerintah," ujarnya.

Tentu, semua direksi bank BUMN mendukung pembentukan holding tersebut. Achmad Baequni, Direktur Utama BNI, mengatakan, pembentukan holding ini bertujuan agar bank milik pemerintah menjadi bank besar di kawasan Asia Tenggara.

“Selain itu, nantinya ketika sudah terbentuk holding, diharapkan biaya logistik dan operasional akan lebih ringan sehingga mendorong efisiensi,” kata dia kepada Kontan kemarin.

Menurut Baequni, peluncuran ATM Himbara Link yang direalisasikan hari ini, Senin (21/12), merupakan satu langkah maju.

Sebelumnya, kartu uang elektronik (e-money) bersama terintegrasi sudah terwujud lewat pembukaan akses e-Toll milik Bank Mandiri kepada saudara-saudaranya sesama bank BUMN beberapa waktu lalu.

Soal holding, Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, menegaskan, banknya siap mengikuti arahan pemegang saham, dalam hal ini Kementerian BUMN.

Demikian juga dengan Maryono, Direktur Utama BTN, yang setuju dengan pembentukan holding, agar efisiensi bisa lebih dimaksimalkan. Ujung-ujungnya, “Keempat bank BUMN ini akan lebih cepat berkembang menjadi bank yang besar,” imbuh Maryono, Sabtu (19/12) pekan lalu.




Credit  KOMPAS.com