Kamis, 15 September 2016

'Gunung Emas' di Kaki Salak



Gunung Emas di Kaki Salak
Foto: Muhammad Idris


Jakarta - Meski hanya berjarak sekitar 90 kilometer dari Jakarta, butuh setidaknya 4 jam lebih perjalanan menuju kawasan Gunung Pongkor, Bogor. Sudah hampir 3 dekade, wilayah yang sebagian masuk dalam Taman Nasional Halimun-Salak ini kesohor dengan tambang emasnya.

Gunung Pongkor secara administrasi masuk wilayah Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Saat tahun 2000-an, hampir semua nadi ekonomi Nanggung digerakkan dari manisnya penambangan emas, yang konon yang terbesar di Pulau Jawa, sekaligus tambang emas yang paling dekat dengan ibu kota.

Selain dikelola oleh BUMN tambang, PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, marak pula aktivitas Penambang Tanpa Izin (PETI) yang kebanyakan dilakukan oleh pendatang luar Nanggung, para penambang liar ini lebih dikenal dengan gurandil.

detikFinance berkesempatan mengunjungi salah satu lokasi tambang emas milik Antam, tepatnya di Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor milik Antam. Perusahaan pelat merah ini sendiri sudah mulai menambang emas sejak tahun 1994, total luas konsesi Izin Usaha Pertambangan (IUP) 6.047 hektar.

Gunung Pongkor terletak di berada di Barat Daya Kota Bogor, jalan menuju lokasi bisa dibilang cukup mulus. Namun jalannya yang hanya selebar 6 meter membuatnya kerap macet parah, terutama begitu memasuki Dramaga hingga Leuwiliang.

Selain itu, deretan angkot diparkir di badan jalan membuat kemacetan rutin seharian, meski daerah itu beberapa jengkal jauhnya dari pinggiran Jakarta.

Memasuki Nanggung, beberapa plang penanda UBPE Antam terlihat di sejumlah titik di kiri kanan jalan. Sementara jalan dari kota kecamatan menuju Gunung Pongkor mulai menyempit menjadi hanya 4 meter. Jalan aspal tersebut merupakan akses yang dibangun Antam sekitar 20 tahun silam sepanjang 12 kilometer untuk keperluan pengangkutan batuan emas.

Sementara jalan menuju Pongkor sendiri memanjang mengikuti aliran deras dari Kali Cisadane yang berbatu, jalanan mulai berkelok dan naik turun, menciptakan pemandangan yang sedap di mata.

Beberapa kali bahkan bus harus menanjak di tanjakan yang cukup curam. Selepas melewati pusat kecamatan, pemandangan mulai berganti dari pertokoan menjadi sawah terasering yang diselingi rumah penduduk yang masih jarang.

Sebelum dibuka menjadi konsesi tambang, Pongkor merupakan hutan belantara di kaki Gunung Salak. Letaknya pun berada di ujung Kabupaten Bogor yang berbatasan Kabupaten Sukabumi, yang di lidah orang Betawi kerap disebut tempatnya jin buang anak.

Sejumlah pemukiman pun mulai terbentuk dari aktivitas tambang emas, termasuk dari pergerakan ekonomi dari tambang liar. Sebelum ditertibkan tahun lalu, tambang-tambang emas para gurandil ini tersebar di luar lahan konsesi milik Antam. Meski banyak pula lubang galian tambang ilegal yang ditemukan di dalam area UBPE.

UBPE Pongkor mencakup 3 desa yang masuk dalam konsesi untuk melakukan pertambangan, yaitu di Desa Bantarkaret, Cisarua, dan Malasari. Saat ditemukan pada tahun 1988, Pongkor diperkirakan mengandung 3,3 juta ton bijih atau setara 12 juta ton emas, sehingga bila tidak ada penambahan, pada tahun 2019 mendatang cadangan emas diperkirakan habis.

Sementara secara keseluruhan, pada tahun 2016 target produksi emas Antam berasal dari Pongkor l mencapai 1,431 kilogram, lebih sedikit ketimbang tahun 2015 yang produksi emasnya 1.498 kilogram.

Dalam IUP, sebagian area tambang milik Antam juga masuk ke hutan lindung. Namun, penambangan emas tetap diizinkan pemerintah dengan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPHK), dengan syarat metode penambangan yang menggunakan underground atau tambang bawah tanah.





Credit  detikFinance


Merasakan Masuk ke Perut Gunung Pongkor, Tambang Emas Antam di Bogor

Merasakan Masuk ke Perut Gunung Pongkor, Tambang Emas Antam di Bogor
Foto: Muhammad Idris

Bogor - Di bawah kaki Gunung Pongkor, ada sebuah mulut terowongan cukup besar, lebar 5 meter dan tinggi 3 meter. Terowongan ini menganga menembus perut bukit yang memiliki ketinggian sekitar 450 meter. Lorongnya gelap, dengan temaram cahaya dari lampu neon yang dipasang di setiap jarak 20 meter.

Sementara di tengahnya, sebuah jalur rel lori memanjang menembus jauh ke dalam terowongan. Di atas temboknya yang dicat hijau muda, tertulis tanggal 27 Agustus 1992. Itu merupakan waktu dibangunnya terowongan tersebut.

Terowongan tersebut merupakan lokasi penambangan emas bawah tanah (underground) milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam), yang dilakukan tertutup atau bawah tanah (underground).



Perusahaan tambang pelat merah ini sendiri pertama kalinya menambang emas di Gunung Pongkor pada tahun 1992, atau 3 tahun setelah cadangan emas ditemukan oleh tim geologi Antam saat melakukan eksplorasi pada 1989.

Gunung Pongkor sebenarnya merupakan salah satu dari rangkaian perbukitan yang menyatu dengan lereng Gunung Salak, Bogor. Sebagian wilayahnya masuk dalam kawasan Taman Nasional Halimun-Salak.

"Dulu tidak ada yang menyangka di tempat ini ada cadangan emas. Yang pertama kali melakukan eksplorasi tim geomin dari Antam. Dulu bisa dikatakan hutan belantara," kata Corporate Secretary Antam, Trenggono Sutisno, kepada detikFinance, Rabu (14/9/2016).

Untuk menuju ke perut gunung, dari mulut tambang utama, pekerja biasanya menggunakan lori yang ditarik dengan lokomotif diesel kecil. Sekilas lori berwarna kuning tersebut menyerupai angkutan odong-odong yang jadi mainan anak-anak. Lori tersebut mengantar pekerja tambang hingga ke tempat loading atau penumpukan material batuan, yang jaraknya bisa 6 kilometer lebih jauhnya dari mulut terowongan. Sementara opsi lainnya dengan berjalan kaki.



Berjalan kaki beberepa meter usai melewati mulut tambang, aroma pengap dan gelap langsung menyergap. Dasar tanah berlumpur becek dengan tetesan air terkadang merembes dari atas dinding terowongan yang telah dicor semen.

Sementara di bagian dinding samping, penahan gua buatan itu ditopang lempengan dan jaring dari metal. Udara segar yang berembus dari mulut gua masih bisa dinikmati hingga berjalan kaki sejauh 1 kilometer. Selepas itu, suhu udara mulai sumuk dengan kadar oksigen yang tipis.

Asal tahu saja, ujung dari satu terowongan saja mencapai 6 kilometer jauhnya. Menapaki setiap jengkal, setiap beberapa ratus meter akan ditemukan percabangan gua. Tanpa cahaya senter dan alat komunikasi radio, orang akan mudah tersesat di terowongan Gunung Pongkor.

Masuk lebih dalam, udara semakin panas dan pengap, dengan sesekali diselingi aroma asap mesin. Para pekerja di tambang bawah tanah ini menghabiskan waktu paling sebentar selama 8 jam sesuai dengan shift kerja di Gunung Pongkor.

"Ada banyak cabang, maka kalau tak ada alat komunikasi bisa tersesat. Pekerja pun dilarang sendirian, harus minimal 3 orang demi keselamatan. Satu shift 8 jam, kadang 12 jam. Kita bekerja 24 jam 7 hari tanpa libur," kata Muhammad Fajar, Asisten Manajer Mining Development Antam.

Fajar mengungkapkan, sebagian terowongan kerap terendam air lantaran ada sejumlah mata air di dalam perut gunung tersebut merembes. Kondisi membuatnya harus selalu mengecek rutin dinding agar tidak terjadi kebocoran dari aliran mata air.

Pekerjaan di dalam terowongan akan dihentikan sejenak ketika akan dilakukan peledakan. Penggalian terowongan Pongkor memang dilakukan dengan cara meledakkan batuan bukit dengan dinamit, yang seharinya bisa dilakukan 6 kali.

Setelah diledakkan, material ore (batu mineral mengandung emas) hasil peledakkan akan dikumpulkan di tempat loading, sebelum diangkut keluar dengan lori atau dump truck ke tempat pengolahan dan pemisahan bijih emas.



Di atas lahan konsesi tambang seluas 6.042 hektar, Antam membangun 7 terowongan, yaitu portal Gudang Handak, Ciurug, Ciguha, Kubang Cicau, Pasir Jawa, dan Pamoyanan. Namun hanya 3 terowongan yang difungsikan saat sekarang lantaran cadangan emas yang mulai menipis.

Dalam seharinya, Antam menargetkan sedikitnya 1.200 ton material ore yang bisa diangkut keluar untuk diproses. Tak pasti berapa emas yang bisa diperoleh dari batuan yang diambil sebanyak itu.

"Kadang 4-5 kilogram emas murni. Karena saat ini kandungan emas mulai turun terus, dulu tahun 2000-an dari 1.200 ton ore bisa didapat 8 kilogram emas. Perak hanya mineral bawaan, jadi tak ada target dan perkiraannya," jelas Fajar.


Credit  detikFinance