Kamis, 15 September 2016

Dikeruk Sejak 22 Tahun Lalu, Tambang Emas Pongkor akan Ditutup Pada 2019


Dikeruk Sejak 22 Tahun Lalu, Tambang Emas Pongkor akan Ditutup Pada 2019
Foto: Muhammad Idris

Jakarta - Cadangan emas di Gunung Pongkor yang sebagian masuk kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak telah ditambang sejak tahun 1994. BUMN tambang, PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, mulai menemukan cadangan emas di Pongkor pada tahun 1988.

VP Operation Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor, Rustaman mengatakan, tambang emas paling dekat dengan Jakarta ini masih memiliki cadangan emas 2,8 juta ton bijih besi yang setara dengan 8 ton emas.

"Perkiraan umur ekonomis tambang Pongkor, bila tidak ada pengembangan cadangan baru adalah tahun 2019 atau masih ada cadangan, namun sudah tak lagi ekonomis. Meski Antam terus mencari cadangan emas baru lewat kegiatan eksplorasi di kawasan Pongkor ini," kata Rustaman di UBPE Pongkor, Bogor, Rabu (15/9/2016).

Dia melanjutkan, Antam menargetkan produksi emas pada tahun ini sebesar 1.431 kilogram. Angka tersebut menurun dibandingkan produksi tahun lalu yang mencapai 1.498 kilogram, tahun 2014 sebesar 1.607 kilogram, dan tahun 2013 sebesar 1.722 kilogram.

"Ini karena kandungan emas terus berkurang. Jadi dengan asumsi tak ada lagi cadangan emas baru, maka tambang di UPBE Pongkor ini terpaksa ditutup," terang Rustaman.

Menurutnya, jika ditutup, Antam berencana menjadikan Gunung Pongkor sebagai kawasan wisata edukasi dan diklat bagi penambang-penambang muda, mengingat tambang emas bawah tanah di Indonesia tergolong langka.

"Bila usia ekonomi penambangan Pongkor berakhir, tempat ini akan disiapkan sebagai kawasan bekas tambang agrogeowisata. Prinsipnya merupakan kawasan belajar bagi geolog, penambang muda, atau mahasiswa," kata Rustaman.

UBPE Pongkor mencakup 3 desa yang masuk dalam konsesi untuk melakukan pertambangan, yaitu di Desa Bantarkaret, Cisarua, dan Malasari. Saat ditemukan pada tahun 1988, cadangan emas Pongkor diperkirakan mencapai 3,3 juta ton bijih atau setara 12 ton emas, sehingga bila tidak ada penambahan, baru tahun 2019 mendatang cadangan emas diperkirakan habis.

Sementara secara keseluruhan, pada tahun 2016 target produksi emas Antam berasal dari Pongkor l mencapai 1,431 kilogram, lebih sedikit ketimbang tahun 2015 yang produksi emasnya 1.498 kilogram.

Dalam IUP, sebagian area tambang milik Antam juga masuk ke hutan lindung. Namun, penambangan emas tetap diizinkan pemerintah dengan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPHK), dengan syarat metode penambangan yang menggunakan underground atau tambang bawah tanah.


Credit  detikFinance


20% Emas Batangan Antam Dihasilkan dari Gunung Pongkor

20% Emas Batangan Antam Dihasilkan dari Gunung Pongkor
Foto: Muhammad Idris


Bogor - Tak banyak orang yang tahu, jika emas batangan yang diproduksi dijual oleh PT Aneka Tambang (Antam) Tbk sebagian berasal dari pertambangan emas di Gunung Pongkor, Kabupaten Bogor.

Area tambang memiliki luas 6.047 hektar, termasuk di dalamnya yang masuk wilayah Taman Nasional Halimun-Salak yang merupakan perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi. Secara administrasi, tambang emas Gunung Pongkor mencakup beberapa desa di Kecamatan Nanggung, yang berjarak sekitar 90 kilometer dari Jakarta.

Sekretaris Perusahaan Antam, Trenggono Sutiono, mengungkapkan sebanyak 20% emas yang dijual Antam berasal dari penambangan di Gunung Pongkor, ditambah emas yang ditambang dari Cibaliung yang tak jauh dari Pongkor.

Selain Antam, di kawasan tersebut juga sebelumnya marak Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Sebelum ditertibkan pada akhir tahun 2015 lalu.



"Perbandingannya menyumbang sebanyak 20% dari emas batangan yang kita produksi. Sisanya dari tambang emas lain di Cibaliung dan sisanya kita beli bahan baku emas dari luar negeri untuk dicetak di dalam negeri menjadi emas batangan Antam," jelas Trenggono kepada detikFinance, Rabu (15/9/2016).

Penjualan emas batangan Antam pada tahun 2015 mencatatkan angka 14.179 kilogram. Sementara penjualan emas batangan pada semester I-2016 sebesar 5.382 kilogram, dari target penjualan tahun ini sebesar 10.996 kilogram.

"Tahun ini produksi dari tambang Pongkor dan Cibaliung 1.015 kilogram. Cibaliung ini sangat dekat dengan Pongkor, masih di kaki Gunung Salak di sisi Lebak, Banteng," ujar Trenggono.

Diungkapkannya, tambang emas paling dekat dengan Jakarta ini berproduksi 24 jam selama 7 hari penuh, dengan produksi ore (batuan dengan kandungan emas) tahun ini yang ditargetkan 379.980 ton dan menghasilkan emas 1.431 kilogram.

Dia melanjutkan, dari batuan yang ditambang di Pongkor akan langsung diproses menjadi dore bullion dengan kadar emas 10%. Batangan dore bullion ini nantinya dikirim ke unit pemurnian logam mulia Antam di Pulogadung, Jakarta Timur.

"Ore yang telah diproses di sini kemudian dikirim ke Pulogadung. Itu yang jadi emas dan dijual Antam kepada masyarakat dalam bentuk emas batangan," terang Trenggono.
Credit  detikFinance