Bantuan terhadap Israel tetap
diberikan AS, bahkan bertambah, kendati Netanyahu dan Obama belakangan
bersitegang. (Reuters/Kevin Lamarque)
Seperti dikutip AFP, perwakilan AS dan Israel akan menandatangani nota kesepahaman pada Rabu untuk pemberian bantuan militer sebesar US$38 miliar (Rp503 triliun) selama 10 tahun, mulai dari 2019 hingga 2028. Jumlah ini meningkat dari bantuan AS untuk Israel sebelumnya, yaitu US$3,1 miliar (Rp41 triliun) per tahun.
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan ini adalah "komitmen tunggal terbesar untuk bantuan militer bilateral dalam sejarah Amerika Serikat."
Bantuan kali ini tetap diberikan, bahkan bertambah, kendati pemimpin kedua negara belakangan bersitegang. Presiden AS Barack Obama mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang merusak perundingan damai dengan terus membangun permukiman Yahudi di daerah caplokan Tepi Barat dan melakukan kekerasan terhadap warga Palestina.
Bulan lalu, Obama terhadap Israel yang dianggap "meningkatkan pembangunan" permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Kritikan itu terbukti tidak sanggup menghentikan Netanyahu yang malah menuding warga Palestina mendukung pembersihan etnis Yahudi. Komentar Netanyahu ini ditanggapi miring oleh pemerintah Washington, menyebutnya "tidak pantas."
Perseteruan itu tidak berarti banyak. Israel tetap merupakan penerima bantuan militer terbesar AS. Menurut laporan hasil riset Kongres AS tahun 2015, Israel merupakan "penerima bantuan asing AS terbesar sejak Perang Dunia II".
Sebagian besar dari US$16 miliar dana pertahanan Israel berasal dari AS. Selain itu Israel adalah salah satu pembeli terbesar senjata AS.
Credit CNN Indonesia