Rabu, 14 September 2016

Selain China, Rusia Juga akan Latihan Militer dengan Pakistan

 
Selain China, Rusia Juga akan Latihan Militer dengan Pakistan  
Selain dengan China, Rusia juga akan latihan militer dengan Pakistan, yang diumumkan menyusul keinginan Islamabad membeli pesawat tempur canggih dari Moskow. (AFP Photo/OZAN KOSE)
 
Jakarta, CB -- Setelah beredar laporan bahwa Rusia akan menggelar latihan militer dengan China di Laut China Selatan pada awal pekan ini, negara pimpinan Presiden Vladimir Putin ini juga dikabarkan akan menggelar latihan militer dengan Pakistan pada akhir tahun mendatang. Latihan dengan kedua negara ini semakin menguatkan indikasi bahwa Rusia tengah mengasah kemampuan militernya tahun ini.

Latihan militer Rusia dan China dimulai pada Senin (12/9) di kawasan Laut China Selatan danakan berlangsung selama delapan hari. Latihan ini melibatkan kapal perang, kapal selam, pesawat tempur, helikopter, amfibi lapis baja, dan pasukan marinir dari AL kedua negara.

Dalam latihan militer antara Rusia dan Pakistan, kedua negara akan menerjunkan 200 personel militer. Dalam laporan Al-Arabiya, Senin (12/9), latihan bersama ini bertujuan untuk memperkuat hubungan pertahanan dengan Islamabad.

Latihan militer ini juga diumumkan menyusul keinginan Pakistan untuk membeli sejumlah pesawat tempur canggih Rusia.

Ini merupakan kali pertama personil militer dari kedua negara akan menggelar latihan bersama yang disebut 'Friendship-2016'.

Pakistan tengah berupaya membeli pesawat dari negara lain setelah Amerika Serikat memblokir dana untuk penjualan delapan jet tempur F-16 rakitan Lockheed Martin Corporation ke Islamabad.

Selama 15 bulan terakhir, sejumlah pejabat senior Angkatan Darat, Laut dan Udara Pakistan dilaporkan berpergian ke Rusia. Hal ini berujung pada spekulasi bahwa Pakistan akan membeli empat helikopter tempur MI-35 dari Rusia.

Mendekatnya hubungan Rusia dengan Pakistan juga diperkirakan karena hubungan antara AS dan India semakin erat.

Sementara itu, latihan militer Rusia dan China akan berfokus kepada upaya "merebut dan mengendalikan" kepulauan di kawasan Laut China Selatan. Meski demikian, hingga kini belum diketahui lokasi pasti latihan bersama ini, tapi diperkirakan tidak akan menyentuh wilayah yang menjadi sengketa.

Latihan bersama ini diumumkan di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Asia pasca-putusan Pengadilan Tetap Arbitrase (PCA) mengenai Laut China Selatan.

PCA menyatakan klaim China atas 90 persen wilayah Laut China Selatan tidak memiliki dasar hukum. Pulau buatan China di perairan Laut China Selatan juga dinyatakan ilegal. Namun, China menolak keputusan tersebut, bahkan tak mengakui keberadaan pengadilan yang bermarkas di Den Haag, Belanda, itu.



Credit  CNN Indonesia