Ilustrasi (U.S. Department of Defense, Missile Defense Agency/Handout via Reuters)
Diberitakan CNN, Rabu (21/9), pejabat kedua negara menekankan bahwa simulasi itu tidak menarget secara khusus nuklir Korea Utara. Namun latihan perang gabungan ini digelar kurang dari dua pekan setelah Korut mengaku sukses menguji hulu ledak nuklir yang kedua mereka tahun ini.
Kedua negara secara resmi masih berperang setelah Perang Korea berakhir tahun 1953 dengan gencatan senjata.
Rencananya simulai serangan ke fasilitas nuklir dengan sandi "Panji Merah" akan digelar di Alaska pada 3-22 Oktober mendatang.
Korut juga mengumumkan akan menggunakan alat canggih dalam latihan tersebut, yaitu GBU-31 Joint Direct Attack Munition, perangkat yang mampu memberikan kemampuan kendali pada bom.
Sistem ini digunakan sejak serangan udara NATO dalam konflik di Kosovo, terakhir diturunkan untuk penyerangan di Libya tahun 2011.
AS mengatakan bahwa latihan gabungan kedua ini merupakan aksi pamer kekuatan sekaligus menyampaikan pesan kepada Korea Utara.
"Ikatan antara Amerika Serikat dan Korsel sangat kokoh dan komitmen itu tidak akan goyah oleh tindakan agresif Korut," kata Komandan Angkatan Udara Armada Ke-7 AS, Letjen Thomas W. Bergeson.
Credit CNN Indonesia