Rabu, 21 September 2016

Dalang Serangan New York Didakwa atas Empat Tuduhan Teror

 
Dalang Serangan New York Didakwa atas Empat Tuduhan Teror  
Kantor Kejaksaan Federal Amerika Serikat mendakwa tersangka pelaku ledakan di New York pada akhir pekan lalu dengan sejumlah pasal berlapis. (FBI/Handout via Reuters)
 
Jakarta, CB -- Kantor Kejaksaan Federal Amerika Serikat mendakwa tersangka pelaku ledakan di New York pada akhir pekan lalu dengan pasal berlapis, menyusul serangkaian serangan bom di New York, New Jersey dan wilayah lainnya.

Jaksa AS pada Selasa (20/9) menyatakan Ahmad Khan Rahami, 28, meluncurkan serangan pengeboman pada Sabtu (17/9) di daerah Chelsea Manhattan dan di sepanjang rute perlombaan lari Korps Marinir AS di New Jersey,

Rahami didakwa atas empat tuduhan, termasuk penggunaan senjata pemusnah massal, pengeboman sarana publik, perusakan properti dengan cara membakar atau meledakkan.

Serangan itu melukai 31 orang, termasuk seorang korban dari Inggris, seorang sopir yang hingga saat ini tak sadarkan diri dan seorang wanita.

Serangan itu diluncurkan dengan meledakkan bom panci, yang berisi paku dan besi yang ditempatkan di tempat sampah dan dapat meledak melalui sebuah perangkat lain yang sudah diatur waktunya. Serangan ini terjadi serupa dengan serangan lain yang meledak di sekitar empat blok setelahnya.

Surat dakwaan itu memaparkan bahwa terdapat sidik jari tersangka di lima bom pipa yang ditemukan di tempat tinggal Rahami di Elizabeth dan di perangkat peledak kedua yang berhasil dijinakkan.

Rekaman video pengawas juga memperlihatkan Rahami berada di Chelsea, dan bahwa ia membeli sejumlah barang-barang yang dibutuhkan untuk merakit peledak melalui eBay selama musim panas.

Rahami juga memiliki jurnal yang ditulis dengan tangan, berisi pujian kepada pendiri Al-Qaidah, Osama bin Laden, dan mengkritik perang AS di Irak, Afghanistan dan Suriah.

Rekaman video yang diambil dari ponsel keluarga Rahami juga menunjukkan pria ini pernah mencoba membakar perangkat peledak sekitar di dekat rumahnya di Elizabeth, dua hari sebelum pengeboman yang terjadi.

Dilaporkan oleh sang ayah

Rahami ditembak dan ditangkap pada Senin (19/9) di Linden, New Jersey, hanya empat jam setelah FBI merilis fotonya dan mengirim pesan peringatan darurat melalui ponsel kepada jutaan warga AS.

Rahami juga dituduh melanggar hukum atas kepemilikan senjata dan lima tuduhan percobaan pembunuhan dari seorang pejabat polisi.

Sejumlah tuduhan teror itu ditujukan kepada Rahami setelah FBI mengakui bahwa mereka pernah menyelidiki Rahami terkait tuduhan terorisme pada 2014, atas laporan dari ayahnya sendiri, Mohammad Rahami. Namun, ia akhirnya dibebaskan karena tidak ditemukan bukti atas tuduhan itu.

Mohammad Rahami, merupakan imigran dari Afghanistan yang membawa anak-anaknya ke Amerika Serikat. Ia melaporkan Ahmad Khan Rahami kepada FBI karena menduga anaknya tersebut terkait dengan terorisme pada 2014.

"Dia berkelakuan sangat buruk, ia menikam putra saya [yang lain], memukul istri saya," katanya kepada wartawan, dikutip AFP.

Pada Agustus 2014, Rahami didakwa atas dugaan penyerangan dan kepemilikan pisau, setelah dituduh menusuk Nasim Rahami di kakinya.

Ahmad Khan Rahami dilaporkan menghabiskan tiga bulan di penjara tapi tidak pernah dikenai tuntutan hukum apapun.

"FBI melakukan tinjauan internal terhadap bank data, melakukan pengecekan, dan wawancara sejumlah orang, namun tidak ada yang dapat mengungkapkan hubungan dirinya dengan terorisme," bunyi pernyataan dari Biro Investigasi Federal.

Rahami, yang baru saja menjalani operasi setelah mengalami beberapa luka akibat tembakan polisi, dalam kondisi "kritis namun stabil."

Belum jelas bagaimana Rahami teradikalisasi dan apakah ia bertindak seorang diri dalam meluncurkan serangkaian serangan itu.


Credit  CNN Indonesia

Buku Harian Bersimbah Darah Pengebom New York Ditemukan


Buku Harian Bersimbah Darah Pengebom New York Ditemukan  
Pelaku pengeboman di AS, Ahmad Khan Rahami, mencatat pemikirannya soal terorisme dan rencananya mengebom New York di buku hariannya. (WABC-TV via Reuters)
 
Jakarta, CB -- Kepolisian New York menemukan buku harian milik Ahmad Khan Rahami, pelaku pengeboman di kota tersebut pada akhir pekan lalu. Rahami mencatat semua persiapan dan rencana pengebomannya dalam buku tersebut.

Seperti diberitakan The Independent, Rabu (21/9), buku harian yang bersimbah darah itu ditemukan dari lokasi baku tembak antara Rahimi dan polisi Senin lalu. Rahami berhasil dilumpuhkan dan didakwa atas tindak terorisme.

"Insya Allah suara pengeboman akan terdengar di jalan-jalan kalian. Suara tembakan polisi. Kematian bagi para penindasmu," tulis Rahami dalam penutup buku hariannya.

Rahami juga menyinggung soal rencana serangan dengan bom dan panci presto di New York dan New Jersey. Bom panci presto meledak di New York melukai 29 orang, sementara serangan yang sama gagal melukai seorang pun di New Jersey pada Sabtu lalu.

Penyidik menyebut Rahami membeli bahan-bahan pembuat bom di internet dan merekam dirinya sendiri menguji ledakan di halaman belakang rumahnya.

Dia memuji Nidal Hasan, yang membunuh 13 orang di Fort Hood, Texas, tahun 2009 lalu. Selain itu di buku harian itu, Rahami juga menyinggung soal Osama bin Laden dan Anwar al-Awlai, dua petinggi al-Qaidah.

Rahami dalam tulisannya mengaku menjalankan perintah Awlaki untuk tidak datang ke Suriah, namun melakukan serangan di kampung halaman.

Dokumen pengadilan juga mengatakan Rahami menunjukkan kecenderungan ekstremis di sosial media. Dia juga mengunggah video di Youtube saat meledakkan bom di dalam tanah belakang rumahnya, dua hari sebelum pengeboman di New York.

Rahami didakwa atas empat tuduhan, termasuk penggunaan senjata pemusnah massal, pengeboman sarana publik, perusakan properti dengan cara membakar atau meledakkan.

Penyidik tengah mencari kaitan antara Rahami dengan jaringan teror di luar negeri, termasuk di Pakistan yang pernah dia kunjungi.
Credit  CNN Indonesia