Eropa membentuk Special Purpose Vehicle.
CB,
 TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengapresiasi Eropa karena 
telah mengambil langkah besar untuk mempertahankan bisnis dengan Iran. 
Langkah tersebut dilakukan Eropa dengan membentuk 
Special Purpose Vehicle (SPV).
“Untuk mempertahankan hubungan keuangan dan moneter dengan Iran, 
Eropa telah membentuk badan khusus (SPV). Eropa telah mengambil langkah 
besar,” kata Rouhani pada Rabu (3/10).
Pembentukan SPV 
diumumkan Uni Eropa pekan lalu. SPV dipertimbangkan sebagai badan yang 
memfasilitasi perdagangan antara negara-negara Eropa dan Iran. SPV 
diperkirakan mulai beroperasi sebelum November.
Pengadilan 
Internasional juga telah memerintahkan Amerika Serikat (AS) agar 
memastikan sanksi yang diterapkannya terhadap Iran tidak berdampak pada 
bantuan kemanusiaan atau keselamatan penerbangan sipil. Pemerintah Iran 
menyambut keputusan tersebut. Teheran berpendapat, keputusan itu 
membuktikan sanksi yang diberlakukan AS ilegal.
Pada
 7 Agustus lalu, AS memutuskan memberlakukan kembali sanksi ekonomi 
terhadap Iran. Sanksi itu menargetkan perdagangan logam mulia, industri 
otomotif, serta sektor keuangan Iran. Sanksi diterapkan setelah Iran 
menolak keinginan AS untuk merevisi kesepakatan nuklir atau Joint 
Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang tercapai pada Oktober 2015. 
Presiden
 AS Donald Trump menilai JCPOA cacat karena tak mengatur  tentang 
program balistik Iran, kegiatan nuklirnya selepas 2025, dan perannya 
dalam konflik Yaman serta Suriah. Trump menginginkan JCPOA dinegosiasi 
ulang, tapi Teheran dengan tegas menolak. Iran pun enggan berunding bila
 AS belum menarik sanksi ekonominya.
Uni Eropa sendiri 
membela dan berpihak pada Iran dalam masalah ini. Uni Eropa berpandangan
 kesepakatan nuklir dibutuhkan untuk menjaga stabilitas dan keamanan 
kawasan.
Kendati demikian, Iran mendesak Eropa melakukan 
upaya-upaya guna melindungi perekonomiannya dari sanksi AS. Sebab AS 
telah sesumbar bahwa pihak-pihak yang masih menjalin bisnis dengan Iran,
 tidak akan berbisnis dengannya.Bila Eropa tak mampu memenuhi tuntutan 
tersebut, Iran mengancam akan hengkang dari kesepakatan nuklir yang 
tercapai pada 2015.