Ilustrasi perdagangan internasional. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Peneliti dari Perth USAsia Centre Natalie Sambhi mengatakan kepemimpinan Indonesia di ASEAN mampu mewujudkan rantai perdagangan kawasan yang tak lagi didominasi pengaruh AS dan China. Indonesia bahkan diharapkan mampu membawa ASEAN sebagai alternatif pusat perdagangan dunia.
"Asia Tenggara, yang dipimpin Indonesia, bisa menjadi alternatif pusat pasar (perdagangan dunia) untuk mengakhiri duopoli AS dan China. Konsistensi diplomasi Indonesia yang menekankan pentingnya inklusivitas dan dialog antar negara di kawasan adalah peran yang diperlukan dalam hal ini," tutur Sambhi dalam Jakarta Geopolitical Forum 2018, Rabu (24/10).
Sambhi menuturkan Indonesia mampu menggiring negara-negara di kawasan untuk saling bekerja sama menentukan masing-masing prioritas dan keunggulan yang dapat mendorong kemajuan pasar ASEAN. Salah satu caranya, tutur mantan analis di Australian Strategic Policy Institute (ASPI) itu, adalah dengan memperkuat sentralitas ASEAN.
Ia juga menilai konsep arsitektur regional Indo-Pasifik yang digagas Indonesia mampu memperkuat kawasan "lebih mandiri" sehingga tidak bergantung pada pengaruh AS dan China. Ia pun menilai konsep Indo-Pasifik yang ditawarkan Indonesia mampu menjadikan Asia Tenggara sebagai arena persaingan AS-China tanpa "menyudutkan" kedua negara adidaya itu.
"Presiden Joko Widodo berulang kali mengatakan bahwa konsep Indo-Pasifik harus inklusif. Dalam perspektif beliau, konsep Indo-Pasifik yang ideal tetap harus melibatkan pihak-pihak terkait termasuk China dalam beberapa konteks," jelas Sambhi.
Konsep Indo-Pasifik yang digagas Indonesia, berbeda dengan konsep yang digagas AS, India, Jepang, dan Australia yang tidak memberikan ruang partisipasi China di dalamnya karena menilai Beijing sebagai pihak yang antagonis.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan pemerintah memang mengutamakan inklusivitas dalam konsep Indo-Pasifik.
Retno menuturkan konsep Indo-Pasifik yang Indonesia tawarkan menjanjikan "win-win geopolitic collaboration" dengan mengutamakan kepentingan kolektif.
"Indonesia menawarkan konsep Indo-Pasifik yang terbuka, transparan, dan inklusif yang sesuai dengan hukum internasional. Indonesia juga berharap sentralitas ASEAN bisa jadi salah satu fokus dalam pembentukan arsitektur regional Indo-Pasifik," terang Retno.
Credit cnnindonesia.com