Jumat, 26 Oktober 2018

Rusia Tuduh AS Dalang Serangan 13 Drone di Pangkalan Khmeimim Suriah


Rusia Tuduh AS Dalang Serangan 13 Drone di Pangkalan Khmeimim Suriah
Pesawat mata-mata P-8 Poseidon Amerika Serikat. Foto/Boeing Defense

XIANGSHAN - Militer Rusia menuduh Amerika Serikat berada di balik serangan pesawat tak berawak atau drone terhadap pangkalan udara Khemeimim di Suriah. Menurut Moskow pesawat pengintai Washington diam-diam mengoordinasikan serangan 13 pesawat nirawak pada awal tahun ini.

Departemen Pertahanan Rusia mengatakan serangan drone selama bebrapa kali di Pangkalan Udara Khemimim dilakukan oleh pemberontak Suriah. Namun, lanjut departemen itu, serangan dikoordinasikan AS dengan menggunakan pesawat pengintai P-8 Poseidon.

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin mengatakan pada pertemuan puncak di Beijing semalam bahwa insiden terjadi pada bulan Januari.

Ini merupakan yang pertama kalinya Moskow secara langsung menuduh AS menargetkan pasukan Rusia.

Pangkalan Udara Khmeimim adalah fasilitas utama yang mendukung pesawat dan helikopter Rusia yang dikirim ke Suriah pada tahun 2015 untuk menolong pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

"Pada saat itu, pesawat pengintai Poseidon-8 AS telah berpatroli di Mediterania selama delapan jam," tulis kantor berita TASS mengutip keterangan Fomin.

"Setelah drone pemberontak mencapai penghalau gangguan radio-elektronik kami, mereka beralih ke navigasi manual," lanjut Fomin, yang dilansir Jumat (26/10/2018).

"Kontrol manual ini tidak dilakukan oleh beberapa orang desa saja, tetapi P-8 Poseidon yang tepat dilengkapi dengan teknologi modern," ujar Fomin. "Itu mengambil kendali manual."

Moskow sebelumnya menyatakan sistem pertahanan udaranya di Khmeimim berhasil menembak jatuh tujuh drone dan mengambil alih kendali enam drone lain yang tersisa.

"Hanya negara berteknologi maju yang memiliki akses ke perangkat semacam itu; mereka tidak dapat dibuat di gurun Suriah," kata Fomin di hadapan para delegasi di forum keamanan Xiangshan China.

"Ini perlu dihentikan untuk menghindari senjata berteknologi tinggi jatuh ke tangan teroris, dan mendapati teroris yang dilengkapi (senjata) dengan baik, perlu untuk menghentikan penguatannya," paparnya.

Departemen Pertahanan Rusia menyatakan drone yang digunakan dalam serangan terhadap Khmeimim itu sederhana, tetapi dilengkapi dengan sistem navigasi dan tata cara modern.

"Ini menunjukkan sebuah negara yang memiliki teknologi untuk menghasilkan sistem seperti itu, memasoknya ke kelompok teroris internasional," kata departemen tersebut dalam sebuah pernyataan.

Pentagon sebelumnya membantah terlibat serangan belasan pesawat nirawak terhadap Pangkalan Udara Khemimim di Suriah. "Setiap anggapan bahwa pasukan AS atau koalisi memainkan peran dalam serangan terhadap pangkalan Rusia adalah tanpa dasar fakta dan benar-benar tidak bertanggung jawab," kata Pentagon. 



Credit  sindonews.com