Jumat, 26 Oktober 2018

FBI Buka Investigasi Nasional Buru Pengirim Paket Bom


FBI Buka Investigasi Nasional Buru Pengirim Paket Bom
Ilustrasi penyelidikan paket bom di AS. (Reuters/Kevin Coombs)


Jakarta, CNN Indonesia -- Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) membuka penyelidikan besar-besaran demi menangkap pengirim paket bom ke sejumlah petinggi Partai Demokrat, termasuk mantan Presiden Barack Obama dan Presiden Bill Clinton.

Direktur FBI, Christopher Wray, meminta bantuan publik mempermudah penyelidikan dengan memberi tahu aparat setiap informasi yang didapat terkait insiden tersebut.

"Investigasi ini adalah prioritas tertinggi FBI," ucap Wray melalui sebuah pernyataan yang dikutip The Washington Post.


"Kami meminta siapa pun yang mungkin memiliki informasi untuk mengubungi FBI. Jangan ragu untuk menelepon, tidak ada informasi yang terlalu kecil untuk membantu kami dalam penyelidikan."



Perburuan pelaku dimulai sejak Selasa (23/10) malam ketika Secret Service menemukan paket mencurigakan berisikan bom pipa ditujukan bagi mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton.

Insiden itu merupakan yang kedua terjadi setelah paket serupa pertama kali ditemukan di kediaman bilioner George Soros pada Senin pekan ini.

Paket-paket tersebut dibungkus menggunakan amplop manila dengan plastik gelembung. Beberapa jam kemudian paket yang sama juga ditemukan di kediaman Obama di Washington.



Tak lama dari itu, paket bom juga ditemukan di ruang surat kantor berita CNN di New York dan kantor anggota Kongres perwakilan Florida, Debbie Wasserman Schultz.

Komisioner Kepolisian New York, James O'Neill, menuturkan "paket bom yang tampak aktif" di kantor CNN itu sebenarnya ditujukan kepada mantan Bos CIA John Brennan.

Usai paket tersebut ditemukan, para penghuni gedung langsung dievakuasi oleh petugas.

Dilansir The Straits Times, aparat penegak hukum mengatakan paket bahan peledak itu dikirim tanpa pesan-pesan tertulis.

Bingkisan misterius itu juga tertera label alamat yang dicetak komputer lengkap dengan perangko.

Otoritas menuturkan bom dalam paket-paket tersebut terbuat dari pipa yang diisi bahan peledak dan dibungkus kawat listrik serta selotip.

"Kami tidak akan beristirahat sampai menghentikan pengiriman perangkat berbahaya ini dan membawa pelaku ke pengadilan," ujar Bryan Paarmann, seorang pejabat anti-terorisme FBI.

Saat ini, paket-paket tersebut telah dikirim ke laboratorium FBI di Quantico, Virginia, untuk diteliti lebih lanjut.



Credit  cnnindonesia.com