Selasa, 30 Oktober 2018

Ini Cara Kapal Baruna Jaya I BPPT Cari Black Box Lion Air JT 610



Kapal riset Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Baruna Jaya I, siap dikirimkan untuk membantu mencari kotak hitam pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin, 29 Oktober 2018. (Dok. BPPT)
Kapal riset Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Baruna Jaya I, siap dikirimkan untuk membantu mencari kotak hitam pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin, 29 Oktober 2018. (Dok. BPPT)

CB, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT mengirimkan kapal Baruna Jaya I untuk mencari kotak hitam atau Blackbox pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh pada Senin pagi, 29 Oktober 2018.

"Kami telah diminta oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi   dan akan koordinasi dengan Basarnas untuk melakukan operasi ini. Kapal Baruna Jaya I akan diberangkatkan malam ini atau paling lambat besok pagi, dari Dermaga Muara Baru," ujar Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT Hammam Riza, dalam keterangan tertulis.
Kapal Baruna Jaya I merupakan kapal riset BPPT yang dilengkapi dengan peralatan canggih untuk mencari objek yang tenggelam di dasar laut. Kapal tersebut sebelumnya pernah membantu menemukan kotak hitam pesawat Air Asia QZ 8501, awal 2015.

Teknologi yang berada dalam kapa tersebut salah satunya, Multi Beam Echo Sounder, yang berfungsi untuk melakukan pemetaan biometri dalam laut. Alat tersebut merupakan pengembangan dari Single Beam Echo Sounder dan digunakan untuk memperoleh gambaran atau model bentuk permukaan (topografi) dasar perairan.
"Baruna Jaya juga sebelumnya terlibat dalam pencarian KM Gurita di Sabang pada 1996, pencarian pesawat Adam Air 574 yang hilang pada Januari 2007 di barat laut Makassar dan pencarian kapal feri Baruga di Selat Sunda pada 2013," kata Hammam.

Selain itu, kapal juga dilengkapi dengan Side Scan Sonar, mirip dengan Multi Beam Echo Sonar, tapi memiliki jangkauan dan berfungsi untuk melakukan pemetaan yang lebih tajam.
Ada juga Megato Meter atau alat deteksi logam, yang digunakan jika hasil tes oleh dua alat sebelumnya menunjukan indikasi adanya objek di dasar laut.
Kapal dilengkapi Remote Operated Vehicle (ROV), berupa kendaraan bawah laut yang dikendalikan dari jarak jauh, untuk menampilkan gambar video secara langsung dari dasar laut. Dengan alat ini, pencarian sebuah objek di dasar laut akan lebih cepat dilakukan.
"Baruna Jaya merupakan kapal yang biasa digunakan untuk kegiatan riset batimetri untuk mengukur kedalaman laut dan memetakan struktur bawah laut. Sensor sonar yang dimiliki kapal ini dapat mendeteksi objek hingga kedalaman 2.500 meter," kata Hammam.

Kapal canggih BPPT itu baru saja kembali dari perairan Palu-Donggala, setelah selesai melakukan survei batimetri pasca bencana gempa dan tsunami, serta mendalami fenomena likuifaksi yang terjadi.
"BPPT siap menunjukkan kerja pemerintah tanggap bencana dari aspek teknologi. Kami harapkan dukungan kami dapat membantu dengan cepat menemukan kotak hitam dari Lion Air JT 610. Mewakili segenap keluarga besar BPPT, kami juga ucapkan belasungkawa kepada keluarga korban," kata Hammam.




Credit  tempo.co