Senin, 29 Oktober 2018

Palestina Kembali Tegaskan Bakal Tolak Proposal Damai Trump


Palestina Kembali Tegaskan Bakal Tolak Proposal Damai Trump
Presiden Palestina Mahmoud Abbas kembali menyatakan bakal menolajk setiap upaya perdamaia yang digagas AS. (AFP Photo/Abbas Momani)


Jakarta, CB -- Presiden Palestina Mahmud Abbas pada Minggu kembali menegaskan akan menolak setiap proposal perdamaian konflik Palestina-Israel yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Dikutip dari AFP, Abbas mengatakan hal tersebut saat pertemuan dengan para pemimpin PLO dalam rangka membicarakan langkah selanjutnya yang akan diambil.

Berbicara dalam pembukaan pertemuan dewan pusat PLO yang terbilang langka digelar, Abbas mengatakan bahwa rakyat Palestina saat ini menghadapi fase terburuk dalam sejarah mereka seraya menyebutkan sejumlah langkah kontroversial yang diambil Trump termasuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.



Abbas telah memboikot pemerintahan Trump sejak Amerika mengakui Yerusalem pada Desember lalu.

Dia membandingkan proposal perdamaian yang akan diajukan Trump dengan Deklarasi Balfour 1917 silam, dimana Inggris menyatakan komitmennya dalam pembentukan sebuah negara untuk etnis Yahudi di wilayah Palestina.

"Jika Deklarasi Balfour lolos, kali ini tak akan lolos," kata Abbas.


Trump sendiri telah menghentikan bantuan miliaran dolar AS kepada Palestina setelah dirinya marah oleh penolakan Abbas bertemu dengannya atau pejabat pemerintahannya. Meski demikian Trump masih berharap bisa merilis rencana perdamaian pada bulan-bulan ini.

"Mereka (AS) masih berbicara soal kesepakatan besar, dan itu akan mereka hadirkan pada bulan-bulan ini," kata Abbas menyindir Trump.

Lebih lanjut Abbas juga menegaskan pemerintahannya bakal memperbarui dukungan finansial kepada para keluarga Palestina yang terbunuh atau dipenjara Israel.

Israel memandang sokongan finansial kepada keluarga yang menyerang warganya sebagai upaya menyuburkan terorisme. Washington juga mengkritik kebijakan itu.


Di sisi lain Palestina menyebut warganya yang dipenjara atau terbunuh saat menyerang Israel sebagai aksi melawan pendudukan Negeri Zionis.

"Pemberian bantuan keuangan kepada para martir dan tahanan telah menjadi posisi tegas kami," ujar Abbas.





Credit  cnnindonesia.com