Senin, 04 Juni 2018

Hadapi China, AS Pertimbangkan Tambah Patroli di LCS


Hadapi China, AS Pertimbangkan Tambah Patroli di LCS
Ilustrasi patroli angkatan laut AS di Laut China Selatan. (REUTERS/Erik De Castro)



Jakarta, CB-- Amerika Serikat dilaporkan tengah mempertimbangkan patroli yang lebih intens di Laut China Selatan, dalam rangka menghadapi militerisasi pihak Beijing di perairan tersebut.

Dua orang pejabat AS dan sejumlah diplomat dari negara Barat dan Asia menyebut Pentagon tengah mempertimbangkan penegasan operasi kebebasan bernavigasi dekat karang-karang sengketa yang dibangun oleh China.

Para pejabat yang dikutip Reuters pada Minggu (3/6) menolak mengatakan sudah seberapa jauh pembahasan itu berlangsung.



Langkah tersebut bisa jadi melibatkan patroli lebih panjang, dengan jumlah kapal lebih banyak atau pemantauan lebih ketat terhadap fasilitas China di kawasan, yang kini sudah termasuk peralatan pengacau elektronik dan radar militer canggih.

Para pejabat AS juga mendorong negara sekutu dan rekanannya untuk meningkatkan pengerahan angkatan laut di perairan tersebut, sementara China memperkuat kemampuan militernya di kepulauan Paracel dan Spratly. Namun, kata para diplomat, mereka tak menyinggung kemungkinan tindakan langsung terhadap bangunan-bangunan pihak Beijing.

"Yang kami lihat dalam beberapa pekan terakhir hanya merupakan awal, rencana yang lebih signifikan tengah disusun," kata seorang diplomat Barat, merujuk pada operasi kebebasan navigasi pekan lalu yang untuk pertama kalinya melibatkan dua kapal perang AS.

"Terasa ada kebutuhan untuk melakukan tindakan lebih jauh dari itu."

Pentagon tidak berkomentar soal kemungkinan operasi di masa yang akan datang, tapi seorang juru bicaranya, Letnan Kolonel Christopher Logan, mengatakan "kami akan terus bekerja sama dengan negara sahabat, rekanan dan sekutu untuk memastikan Indo-Pasifik yang terbuka."
Pendekatan lebih tegas dari Pentagon sudah mulai tampak. Reuters bulan lalu melaporkan bahwa dua kapal perang AS berlayar dekat pulau-pulau yang diklaim oleh China, bahkan ketika Presiden Donald Trump tengah berupaya menjalin kerja sama dengan Beijing mengatasi masalah Korea Utara.

Meski operasi telah direncanakan berbulan-bulan sebelumnya, dan kegiatan serupa sudah rutin dilakukan, peristiwa itu diyakini merupakan pertama kalinya AS menggunakan dua kapal perang.

Pentagon juga menarik kembali undangan latihan militer multi-nasional yang sempat diberikan untuk pasukan China.

Sejumlah pengkritik mengatakan patroli yang selama ini dilakukan tak banyak berpengaruh pada sikap China dan hanya menutupi ketiadaan strategi luas untuk menghadapi dominasi China di kawasan.





Credit  cnnindonesia.com