Senin, 11 Juni 2018

Empat Fokus Indonesia sebagai Anggota DK PBB


Empat Fokus Indonesia sebagai Anggota DK PBB
Sujud syukur Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi saat Presiden Sidang Majelis Umum PBB Miroslav Lacjak mengumumkan Indonesia memperoleh 144 suara yang berarti terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 2019-2020, Jumat (8/6). (Dok. Kemlu RI)



Jakarta, CB -- Isu Palestina akan menjadi perhatian Indonesia selama menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB). Selain itu ada empat fokus utama yang bakal diusung Indonesia saat menempati kursi DK PBB periode 2019-2020 yang akan mulai berlaku efektif pada 1 Januari 2019 mendatang.

"Sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, Indonesia akan fokus kepada, pertama, memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global," kata Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi dalam video conference dari Markas Besar PBB New York, dengan wartawan di Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta, Jumat (8/6) sesaat setelah Indonesia dinyatakan terpilih sebagai anggota DK PBB.

Menlu RI menyatakan Indonesia sebagai anggota Dewan Keamanan PBB akan mendorong budaya kebiasaan dialog dalam penyelesaian konflik. Indonesia juga akan meningkatkan kapasitas pasukan perdamaian PBB, termasuk peran perempuan.


Kedua, Indonesia juga akan berupaya meningkatkan sinergi antara organisasi kawasan dengan Dewan Keamanan PBB dalam menjaga perdamaian. Ketiga, dalam menghadapi tantangan bersama masyarakat internasional dari terorisme dan ekstremisme, Indonesia akan mendorong terbentuknya pendekatan komprehensif global untuk memerangi terorisme, radikalisme dan ekstremisme.

Keempat, selama menjadi anggota Dewan Keamanan PBB, Indonesia juga akan mendorong kemitraan global agar tercapai sinergi antara penciptaan perdamaian dan kegiatan pembangunan berkelanjutan. "Kemitraan global yang kuat dalam menciptakan perdamaian, keamanan dan stabilitas... tentunya akan berkontribusi pencapaian agenda pembangunan PBB 2030," kata Menlu RI.

Menlu RI juga menegaskan bahwa selain keempat fokus tersebut, isu Palestina akan menjadi perhatian Indonesia selama menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Indonesia juga akan mengajak negara-negara anggota DK PBB lainnya untuk membuat badan terkuat di organisasi dunia itu untuk bekerja lebih efisien, efektif dan akuntabel dalam menghadapi berbagai tantangan keamanan dan perdamaian global.

Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk mewakili kelompok Asia Pasifik dengan perolehan suara 144, mengalahkan Maladewa yang hanya mendapat 46 suara dari 190 anggota Majelis Umum PBB yang hadir.



Indonesia menggantikan Kazakhstan yang masa keanggotaannya berakhir pada 31 Desember 2018 mendatang. Sebelumnya, Indonesia juga pernah menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB pada periode 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.

Selain Indonesia, negara-negara lain yang juga terpilih menjadi anggota Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020 antara lain Jerman dan Belgia yang mewakili kelompok Eropa Barat, Republik Dominika yang mewakili Amerika Latin dan Karibia serta Afrika Selatan yang mewakili Afrika. Kelima negara tersebut akan bergabung dengan lima negara anggota tetap DK PBB yakni Amerika Serikat, Inggris, Perancis, China dan Rusia serta lima negara anggota tidak tetap lainnya seperti Pantai Gading, Guinea Ekuatorial, Kuwait, Peru dan Polandia.





Credit  cnnindonesia.com