CB, Jakarta - Pemerintah Inggris
akan mengeluarkan panduan resmi baru untuk memastikan para penganut
agama bebas mengenakan salib dan simbol iman lainnya saat bekerja.
Panduan itu mengatakan, perusahaan yang tidak mematuhi aturan baru dapat didenda atau dipaksa membayar kompensasi.
Panduan baru itu datang lima tahun setelah karyawan British Airways, Nadia Eweida memenangkan kasusnya terhadap maskapai penerbangan ketika dia diberitahu untuk menyembunyikan salibnya saat bekerja.
Berbeda dengan Eweida, seorang perawat, Shirley Chaplin tidak
memenangkan tantangan serupa. Dia telah diberitahu untuk berhenti
mengenakan salibnya di rumah sakit karena membahayakan kesehatan dan
keselamatan.
Victoria Atkins, Menteri urusan kejahatan, pengamanan dan kerentanan Inggris mengatakan, diskriminasi di tempat kerja tidak dapat diterima dan melanggar hukum.
"Kami tidak akan mendukungnya," kata Atkins, seperti dilansir Daily Mail pada 13 Mei 2018.
Aturan itu sudah dapat diterapkan pada akhir bulan ini di seluruh Inggris. Perusahaan diharuskan fleksibel dan menunjukkan pemahaman terhadap berbagai agama.
Mengomentari laporan tersebut, Gereja Inggris mengatakan itu adalah keputusan yang masuk akal.
Panduan itu mengatakan, perusahaan yang tidak mematuhi aturan baru dapat didenda atau dipaksa membayar kompensasi.
Panduan baru itu datang lima tahun setelah karyawan British Airways, Nadia Eweida memenangkan kasusnya terhadap maskapai penerbangan ketika dia diberitahu untuk menyembunyikan salibnya saat bekerja.
Victoria Atkins, Menteri urusan kejahatan, pengamanan dan kerentanan Inggris mengatakan, diskriminasi di tempat kerja tidak dapat diterima dan melanggar hukum.
"Kami tidak akan mendukungnya," kata Atkins, seperti dilansir Daily Mail pada 13 Mei 2018.
Aturan itu sudah dapat diterapkan pada akhir bulan ini di seluruh Inggris. Perusahaan diharuskan fleksibel dan menunjukkan pemahaman terhadap berbagai agama.
Mengomentari laporan tersebut, Gereja Inggris mengatakan itu adalah keputusan yang masuk akal.
Credit TEMPO.CO