Erdogan dijadwalkan bertemu dengan Ratu Elizabeth II
CB,
LONDON -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memulai kunjungannya ke
Inggris selama tiga hari pada Ahad (13/5) waktu setempat. Ia memuji
Inggris tidak hanya sebagai sekutu dan mitra strategis, tetapi juga
teman sejati.
Pemimpin Turki itu dijadwalkan bertemu Ratu Elizabeth II dan Perdana
Menteri Inggris Theresa May pada Selasa (15/5). Saat berbicara di sebuah
forum tentang hubungan Inggris dan Turki, Erdogan mencatat peristiwa
pada Juli 2016.
Pada waktu itu ia dikudeta, namun gagal,
dan Inggris dengan segera mengutuk kudeta tersebut. "Kami tidak akan
pernah melupakan solidaritas ini," ujar Erdogan.
Presiden
Turki itu mengatakan kerja sama bilateral antara kedua negara telah
berkembang. Kerja sama itu terutama sejak referendum yang mengubah
sistem pemerintahan Turki menjadi presiden eksekutif dan membuka jalan
bagi keberangkatan Inggris dari Uni Eropa.
Ikatan yang
dalam paling jelas dalam perdagangan, kata Erdogan, dengan tujuan
bersama meningkatkan volume perdagangan dari 16 miliar dolar AS menjadi
20 miliar dolar AS. Selain itu juga perjanjian perdagangan bebas
potensial dalam hal pekerjaan antara keduanya.
Dia
mengutip kerja sama Inggris-Turki di industri pertahanan sebagai contoh
untuk lebih banyak usaha baru. "Kami ingin melanjutkan hubungan ekonomi
kami sebagai pemerintah Turki dan Inggris tanpa gangguan setelah
Brexit," kata Erdogan sebelum meninggalkan Istanbul untuk pergi ke
London, pada Ahad pagi waktu setempat.
Erdogan juga
mengatakan dia juga akan membahas masalah regional dan internasional
dengan May. Topik yang dibahas termasuk perkembangan terbaru di Siprus,
di mana Turki dan Inggris bertindak sebagai penjamin, dan "rencana aksi
bersama" untuk Timur Tengah, terutama Suriah, Irak dan Iran.