USAID melakukan kunjungan ke Myanmar pada akhir pekan lalu.
CB,
MYANMAR – Kepala bantuan dari Pemerintah Amerika Serikat (AS), mendesak
Myanmar untuk mengambil langkah-langkah kongkret untuk menjamin hak-hak
Muslim Rohingya. Seorang administrator dari badan Pembangunan
Internasional AS (USAID), Mark Green mendesak Myanmar untuk menunjukkan
ketulusan dalam upaya mendorong ratusan ribu orang yang melarikan diri
dari Myanmar untuk kembali.
Dilansir
Reuters,
Green menyampaikan hal itu pada Ahad (20/5) waktu setempat, usai
kunjungannya selama tiga hari ke Myanmar untuk mengunjungi komunitas
Rohingya dan Rakhine di negara bagian Rakhine Barat. Di lokasi itu juga
terdapat sebuah kamp bagi orang-orang Rohingya yang terlantar.
Green mengatakan, para pengungsi yang dia temui selama
perjalanann sebelumnya di kamp-kamp di Bangladesh merasa takut. Ketika
mereka ingin kembali, mereka meminta hak-hak dan keamanan mereka dijamin
sebelum membuat keputusan untuk kembali.
"Itu
memperkuat pentingnya di sini tanda-tanda yang jelas dari ketulusan dari
posisi yang dinyatakan pemerintah menyambut kembali Rohingya dengan
cara yang aman, aman dan bermartabat," kata Green.
Dia
melanjutkan, pihaknya sedang sangat mendorong pemerintah untuk
mengambil langkah-langkah konkrit. “Langkag-langkah yang merupakan
demonstrasi kemampuan Rohingya untuk kembali dalam kondisi seperti itu,"
kata Green.
Pemerintah Myanmar, kata Green, bisa
menunjukkan para pengungsi di Bangladesh itu sebuah ketulusan, dengan
mengambil tindakan yang jelas kepada puluhan ribu Rohingya terlantar
dalam serangan kekerasan sebelumnya. Mereka sekarang terjebak di
kamp-kamp ramai dalam kondisi kumuh di Rakhine.
Green
juga mengatakan dia sangat terpukul oleh rasa putus asa yang terasa
pada Muslim di dekatnya. “Mereka merasa kurangnya akses ke perawatan
kesehatan, pendidikan, kemampuan untuk pindah, akses ke mata
pencaharian. Hal itu semacam keputusasaan jelas mengganggu, dan itu juga
sesuatu yang harus segera ditangani," ungkapnya.
Green
mengatakan, Amerika Serikat akan menyediakan 44 juta dolar AS untuk
bantuan tambahan kepada masyarakat Rohingya. Bantuan itu juga
diperuntukkan kepada populasi rentan di Myanmar dan juga Bangladesh.
Setelah bertemu pemimpin
de-facto
Myanmar, Aung San Suu Kyi di ibukota Naypyitaw dan pemimpin masyarakat
sipil di kota utama Yangon pada Jumat dan Sabtu lalu, Green juga
melakukan pertemuan dengan pejabat pemerintah lokal di Rakhine, serta
mengunjungi desa-desa dan kamp-kamp selama akhir pekan.
Sementara
pada Ahad, Green pergi ke desa-desa Muslim dan Budha di kotapraja
Rathedaung di utara negara yang dilanda kekerasan. Kemudian, dia bertemu
dengan para pemimpin kamp di kamp Thet Kae Pyin yang dihuni oleh 6.000
Rohingya.
“Kami tidak memiliki kemewahan waktu. Kami
benar-benar membutuhkan kita semua untuk melihat langkah-langkah
positif ke depan dan kami siap membantu, ”kata Green.