Jumat, 04 Maret 2016

Gabung Kerja Sama Uni Eropa, Ini Permintaan Indonesia


Menteri Perdagangan Thomas Lembong (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Menteri Perdagangan Thomas Lembong (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
CB, Jakarta: Pemerintah masih mengkaji secara mendalam tentang untung dan rugi dari adanya rencana keterlibatan Indonesia dalam perjanjian kerja sama perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan skema Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa.

Adapun salah satu yang membuat pemerintah masih berat untuk melakukan kerja sama ini yakni karena permintaan Uni Eropa terkait pembebasan bea masuk 95 persen pos tarif yang dianggap memberatkan Indonesia.

Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong mengaku dirinya diberikan waktu selama dua tahun untuk menyelesaikan semua FTA, termasuk CEPA dengan Uni Eropa. Waktu tersebut diberikan sejak pertengah tahun kemarin.




Lembong, biasa ia disapa, ditemui di Kemenko Peremonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, mengatakan, tahap awal dari semua FTA yakni scoping atau penyisiran potensi. "Saya kira scooping sudah pasti harus tuntas tahun ini. Sehingga negosiasi formal antara Indonesia dan Uni Eropa bisa dilakukan tahun ini," ujar dia, Jumat (4/3/2016).

Dirinya dan beberapa kementerian terkait tengah berkoordnasi untuk mempersiapkan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Eropa pada April yang salah satunya untuk membicarakan CEPA dengan Uni Eropa.

"Saat ini kita sedang mengumpulkan masukan kementerian teknis, bukan hanya menyampaikan permintaan Uni Eropa, tapi juga apa yang kita minta pada Uni Eropa, baik benefit, dan asistensi kerja sama," kata Lembong.

Dirinya menjelaskan, salah satu yang diperjuangkan dalam setiap kerja sama yakni akses pasar bebas. Masih sedikitnya akses pasar bebas Indonesia membuat ekspor Indonesia kalah bersaing dengan negara tetangga seperti Vietnam.

Namun, lanjut Lembong, Indonesia juga harus membenahi sisi lingkungan hidup seperti dalam hal higienitas di industri makanan dan minuman, hortikultura, rumah pemotongan hewan dan lain sebagainya. "Harus ditingkatkan stadar higienisnya dan teknologi serta keamanan," pungkas dia.




Credit  Metrotvnews.com