Laut Jawa di masa lalu adalah lokasi
beberapa pertempuran dahsyat dalam sejarah. Beberapa kapal pasukan
sekutu karam pada pertempuran di Perang Dunia II. (Reuters/Beawiharta)
Wilayah tersebut selain menjadi jalur pelayaran, di masa lalu juga menjadi titik pertempuran dahsyat beberapa negara yang berperang. Tidak jarang kapal-kapal tua tersebut, entah sisa PD II atau karam di masa damai, tidak sengaja terdeteksi oleh tim pencari di masa kini.
Jumat lalu, seperti dikutip AFP, Direktur Operasi Basarnas Supriyadi mengatakan bahwa tim pencari mendeteksi struktur logam, tapi bukan pesawat, "kemungkinan kapal yang tenggelam."
Tidak diketahui apakah kapal tersebut karam pada PD II atau di era modern. Namun Agustus tahun lalu, ahli arkeologi Amerika Serikat yang bekerja sama dengan penyelam Angkatan Laut Indonesia menemukan kapal perang USS Houston yang kandas pada Pertempuran Selat Sunda 1 Maret 1942.
Menurut laporan AS, kapal yang dijuluki "Hantu yang Berlayar di Pantai Jawa" itu karam bersama 650 pelaut dan marinir di dalamnya. Selain Houston, dalam pertempuran sekutu melawan Jepang itu juga karam kapal Australia HMAS Perth di Laut Jawa.
Sebelumnya pertempuran di Laut Jawa terjadi pada 27 Februari 1942, saat kapal-kapal pasukan sekutu yang terdiri dari Belanda, Inggris, Amerika dan Australia kalah telak melawan Jepang dan kehilangan lima kapal perang dan 2.300 pelaut. Sementara Jepang hanya kehilangan satu kapal dan 36 pelaut.
Pada 1 Maret, Inggris dan AS melakukan pembalasan, namun tetap kalah. Tiga kapal sekutu tenggelam dengan hanya satu kapal Jepang yang rusak.
Penemuan lainnya di Laut Jawa terjadi pada November 2013 saat peneliti Indonesia menemukan kapal selam Jerman yang karam, diyakini karena ditorpedo oleh kapal selam Belanda pada tahun 1944.
Di dalam kapal selam U-168 itu terdapat sedikitnya 17 kerangka manusia. Peneliti mengangkat piring bergambar swastika Nazi, baterai, teropong, dan botol minyak rambut.
"Ini adalah temuan luar biasa yang akan memberikan informasi bermanfaat soal apa yang terjadi di Laut Jawa selama Perang Dunia II," kata Bambang Budi Utomo, kepala riset
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang menemukan kapal selam tersebut saat itu.
Banyaknya kapal karam sisa PD II juga menjadikan lokasi ini populer bagi para penyelam.
Credit CNN Indonesia