Kamis, 29 Januari 2015

30 Hari Cari QZ8501, 19 Penyelam TNI AL Kena Dekompresi


30 Hari Cari QZ8501, 19 Penyelam TNI AL Kena Dekompresi  
Penyelam bersiap terjun ke laut dalam operasi pencarian QZ8501. (Reuters/Beawiharta)
 
 
Jakarta, CB -- Pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah resmi ditarik dari wilayah operasi pencarian dan evakuasi korban AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata sejak Selasa (27/1) malam lalu. Diketahui, sebanyak 19 dari 81 anggota regu penyelam asal kesatuan TNI mengalami dekompresi setelah penarikan pasukan dilakukan semalam.

"Penyelam yang sudah terdeteksi mengalami dekompresi ada 19 orang. Tapi saat ini sudah dilakukan treatment oleh tim kesehatan dari TNI," jelas Kepala Basarnas, Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo, di Kantor Basarnas Pusat, Kemayoran, Jakarta, Rabu (28/1).

Dikutip dari situs belajardiving.com, dekompresi adalah suatu keadaan medis di mana nitrogen terakumulasi dalam diri penyelam setelah menyelam. Akumulasi nitrogen tersebut membentuk gelembung udara dalam tubuh yang dapat menyumbat aliran darah serta sistem saraf pada diri penderita.

Penyakit dekompresi yang dialami tim penyelam baru dilaporkan datang dari satuan TNI. Sementara belum ada tim penyelam dari Basarnas dan kesatuan lain yang terlapor mengalami dekompresi akibat bertugas di bawah laut.

Mulai Sabtu (31/1), operasi pencarian dan evakuasi korban musibah QZ8501 akan kembali dilakukan tim Basarnas tanpa bantuan dari TNI. Tercatat sudah ada 25 penyelam dari Basarnas Special Group (BSG), 20 penyelam dari tim SKK Migas, dan 15 penyelam tradisional dari Kotawaringin, Kalimantan Tengah yang siap menjalankan operasi.

Sementara itu masih terdapat dua helikopter milik Basarnas, satu pesawat fix wing yang disediakan AirAsia, dan empat kapal laut milik Basarnas yang akan melanjutkan operasi pencarian mulai sabtu mendatang.

Bantuan dari pemerintah daerah Kabupaten Kotawaringin juga datang untuk membantu operasi tim di lapangan. "Bupati Kotawaringin telah menyediakan satu kapal tunda dan ponton untuk membantu proses evakuasi," jelas Soelistyo menambahkan.

Credit  CNN Indonesia