Jumat, 30 Januari 2015

Sembilan Data Faktual dalam Kecelakaan AirAsia QZ8501


Sembilan Data Faktual dalam Kecelakaan AirAsia QZ8501  
Gambar yang dirilis Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), proses pembukaan Cockpit Voice Recorder (CVR) dari Blackbox AirAsia QZ 8501. (CNN Indonesia/Safir Makki)
 
Jakarta, CB -- Ketua Investigasi kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, Mardjono Siswosuwarno mempublikasikan laporan awal (preliminary report) terkait jatuhnya pesawat berute Surabaya-Singapura tersebut, di kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Jakarta, Kamis (29/1).  Pada laporan yang terdiri dari empat bagian itu, setidaknya terungkap sembilan data faktual penting soal kondisi awal serta detik-detik jelang kejatuhan AirAsia QZ8501.

Data pertama, kata Mardjono, pada tanggal 28 Desember 2014 pesawat Airbus A320 bernomor penerbangan PK-AXC itu berada dalam kondisi laik terbang dan dioperasikan dalam batas berat dan keseimbangan yang wajar. Kedua, seluruh awak pesawat memiliki sertifikat kesehatan yang masih berlaku.

Ketiga, second in command alias co-pilot berperan sebagai pilot flying sejak pesawat lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya. "Saat itu dialah yang menerbangkan pesawat, sedangkan captain pilot berperan sebagai pilot monitoring," papar Mardjono.

Data faktual keempat, lanjut dosen aerodinamika Institut Teknologi Bandung itu, pesawat itu menjelajah ketinggian pada level 32 ribu kaki.

Kelima, pada pukul 23.11 GMT, terjadi kontak awal antara pesawat dengan controller Jakarta. Ketika itu, pilot menginformasikan pesawat sedang berbelok ke kiri. "Pesawat itu terindentfikasi radar di Jakarta dan itu dinyatakan oleh ATC Jakarta," ucap Mardjono.

Fakta keenam, pada saat membelok, sekitar pukul 23.11 GMT tadi, pilot meminta diberikan flight level yang lebih tinggi, yakni ke ketinggian 38 ribu kaki. Menjawab permintaan tersebut, ATC Jakarta mengatakan stand by (tunggu dulu).

Ketujuh, pada pukul 23.16 GMT, ATC mengatakan cleares the pilot. "Dalam bahasa Indonesianya, mengizinkan pilot naik ke level 34 ribu kaki," kata Mardjono.

Fakta kedelapan, pada saat kejadian tersedia gambar atau foto satelit perihal cuaca yang menunjukkan formasi awan cb dengan puncak berada di sekitar 44 ribu kaki.

Dan data faktual terakhir, posisi terakhir pesawat yang ditunjukan layar radar di Jakarta berada pada koordinat lintang selatan 3 derajat 34 menit 48,36 detik dan bujur timur 109 derajat 41 menit 50,47 detik. "Ketinggian pesawat ketika itu pada level 24 ribu kaki," papar Mardjono.

Tidak seperti preliminary report kecelakaan transportasi biasanya, Ketua KNKT Tatang Kurniadi menyatakan tidak akan mempublikasikan laporan awal kecelakaan AirAsia QZ8501 secara detail. Langkah ini diambilnya untuk mengantisipasi perkembangan investigasi yang akan terjadi ke depan.

"Saya mengambil kebijakan, laporan ini tidak akan goes to public karena masih banyak perkembangan. Saya juga harus berkoordinasi dengan negara-negara yang punya kepentingan. Daripada berkembang terus, lebih baik tidak dipublikasikan," katanya.

Credit  CNN Indonesia