Jumat, 05 Desember 2014

Tiongkok Ingin Percepat Pengembangan Senjata


Tiongkok Ingin Percepat Pengembangan Senjata  
Pesawat siluman produksi Tiongkok merupakan bagian dari teknologi canggih militer negara itu. (Reuters/Alex Lee)
 
Beijing, CB -- Presiden Tiongkok Xi Jinping mendesak percepatan pengembangan peralatan senjata militer canggih untuk membantu memperkuat militer negara itu.

Langkah penguatan militer Tiongkok ini membuat negara-negara lain di wilayah menjadi khawatir.

Kantor berita Xinhua melaporkan bahwa dalam konperensi Pasukan Pembebasan Rakyat Xi Jinping mengatakan reformasi militer harus "dipandu berdasarkan tujuan membangun angkatan bersenjata yang kuat."

"Persenjataan canggih kini dalam tahap strategis dan kunci penting untuk percepatan pengembangan".

Presiden Xi Jinping mendesak upaya penguatan kemampuan perang angkatan bersenjata Tiongkok yang memiliki 2,3 juta tentara ketika negara ini berusaha mengukuhkan kekuatannya di laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur.

Tiongkok berhasil mengembangkan teknologi pesawat siluman, rudal anti-satelit dan kini memiliki satu pesawat angkut yang sudah beroperasi.

Alokasi dana pembelanjaan pertahanan tahun ini akan naik 12,2 persen menjadi US$131,3 miliar dolar, namun angka ini diragukan banyak pihak yang memperkirakan angka sebenarnya lebih besar.

Xi Jinping mengatakan senjata baru harus "inovatif, praktis dan modern untuk bisa memenuhi kebutuhan di medan perang dan mengisi kekosongan alat yang kini ada di militer Tiongkok".

"Seluruh perwira militer harus memainkan peran utama dan mempergunakan situasi di medan perang yang sebenarnya untuk meningkatkan kemampuan mereka mempergunakan senjata," tambahnya.

Akan tetapi, angkatan bersenjata Tiongkok yang paling besar di dunia ini mendapat kritik dari perwira yang masih aktif dan sudah pensiun, serta media pemerintah yang mempertanyakan apakah militer sudah terlalu korup untuk bisa menang perang.

Salah satu sasaran gerakan anti-korupsi Xi Jinping adalah di dunia miiter.

Oktober lalu pemerintah mengatakan salah satu perwira senior Tiongkok telah mengaku menerima suap "besar-besaran" sebagai imbalan promosi bawahan.


Credit CNN Indonesia