Jumat, 12 Desember 2014

Sukses di Citilink, Arif Wibowo Kini Pimpin Garuda Indonesia

Melalui tangan dinginnya, Arif mampu meningkatkan Citilink. Apa saja?.
CEO Garuda Indonesia, Arif Wibowo  
CEO Garuda Indonesia, Arif Wibowo (VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)



CB - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSL) PT Garuda Indonesia Tbk (berkode saham GIAA) secara resmi menetapkan bos PT Citilink Indonesia, Arif Wibowo, sebagai Direktur Utama baru. Mulai hari ini, Jumat 12 desember 2014, Arif pun menggantikan posisi bos Garuda, Emirsyah Satar.

Keputusan yang dibuat oleh Garuda itu pun dinilai sesuai dengan harapan para pengamat. Ini, karena Arif juga masih termasuk pihak internal dengan Citilink merupakan anak perusahaan dari Garuda Indonesia.

Bahkan, Arif dianggap oleh kalangan perusahaan sebagai tokoh sentral di balik berkembang pesatnya Citilink, yang terkenal dengan sebagai penyedia jasa layanan penerbangan berbiaya murah (low cost carrrier/LCC).

Siapa sesungguhnya Arif Wibowo?.

Namanya muncul ke permukaan setelah membawa Citilink mampu sejajar dengan maskapai penerbangan lainnya di Indonesia.

Sebelum memimpin tampuk kepemimpinan di Citilink, pria kelahiran 19 September 1966 tersebut menjabat beberapa kedudukan penting, antara lain sebagai EVP Marketing dan Sales PT Garuda Indonesia Tbk, Senior GM Area Indonesia Barat, Senior GM Area Jepang, Korea, Tiongkok dan Amerika Serikat. Kemudian, GM di Fukuoka, Jepang serta GM Agency dan Interline Garuda.   

Gelar akademis


Pemilik gelar Certified Professional Marketer (CPM Asia) dari Asia Marketing Federation (AMF) itu, berhasil meraih Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS Surabaya).

Selanjutnya, dia meraih Master Management of Air Transportation dari Universitas Indonesia (UI) yang bekerja sama dengan Massachussets Institute of Technology (MIT).

Awal kinerja
Melalui 'tangan dingin'nya, pada enam bulan pertama sejak mendapatkan Air Operation Certificate, Arif pun mampu membawa Citilink berekspansi secara agresif. Dirinya langsung melakukan gebrakan sekaligus transformasi dengan menambah jumlah armada baru Airbus A 320, memperbanyak rute penerbangan ke berbagai kota di Indonesia, melakukan kerja sama dengan bank-bank rekanan.

Tidak berhenti di situ, dia juga membuat asuransi perjalanan bagi penumpang Citilink dan merchant-merchant lainnya sehingga semakin memperkuat posisi Citilink di industri penerbangan Tanah Air yang berkonsep utama, low cost carrier.

Sebagai informasi, Arif Wibowo memimpin Citilink pada bulan Mei 2012, namun resminya menjadi CEO perusahaan tersebut pada Agustus 2012.

Saat itu, karena bersamaan dengan pemisahan (spin off) Citilink yang awalnya strategic business unit (SBU) menjadi anak usaha Garuda. Dan pendirian Citilink sebagai anak usaha merupakan bagian dari strategi Quantum Leap Garuda.

Peningkatan Citilink
Untuk diketahui, kontribusi pendapatan dari segmen korporasi sudah naik menjadi 8 persen dari yang sebelumnya hanya 5 persen. Sebagai perusahaan start-up di bisnis maskapai penerbangan LCC, Citilink memang dituntut tumbuh cepat, yang tadinya hanya mempunyai sembilan pesawat tahun 2012, kini bertambah menjadi 28 pesawat.

Frekuensi penerbangan juga bertambah dari 54 penerbangan per hari menjadi 120 penerbangan pada 2013. Bahkan, per September 2014, berkembang menjadi 164 penerbangan setiap hari.

Dengan demikian, jumlah penumpang terus bertambah, dari 2,8 juta penumpang pada tahun 2012 menjadi 5,34 juta pada 2013. Tahun ini ditargetkan 8,2 juta penumpang.

Diharapkan, secara otomatis, target pertumbuhan pendapatan 66 persen Citilink pada tahun ini menjadi US$450 juta dapat tercapai. (ren)



Credit VIVAnews